Kediri (Antaranews Jatim) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Jawa Timur, Djoko Raharto mengungkapkan perekonomian di Kota Kediri secara langsung terimbas positif dengan pusat (nasional) yang kini juga semakin baik.

"Perekonomian Kediri tidak lepas dari `background` nasional. Saya melihat perekonomian nasional tahun ini relatif fundamental kuat, sektor fiskal APBN sudah mulai surplus keseimbangan primernya. Selama ini sejak 2012 sampai 2017, keseimbangan primer defisit," katanya di Kediri, Selasa.

Ia mengungkapkan, saat ini keseimbangan primer sudah surplus hingga sekitar Rp5 triliun, sehingga sudah ada kenaikan ketimbang sebelumnya yang defisit. Selain itu, sektor moneter untuk stabilitas ekonomi juga terjaga.

"Sektor moneter stabilitas ekonomi terjaga, inflasi rendah sesuai target, cadangan devisa meningkat, nilai tukar menguat, tidak parah seperti Argentina, Yunani, Rusia. Ini artinya secara otomatis jika perekonomian kuat berimbas ke daerah, apalagi infrastruktur sudah mulai selesai, dan ini bisa fokus ke yang lain," kata Djoko.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengemukakan pemerintah kota terus berkomitmen untuk memperbaiki berbagai macam sektor, baik ekonomi, sosial, pendidikan, dan sektor lainnya.

"Angka kemiskinan relatif turun dari 2017 sebesar 8,49 persen menjadi 7,68 persen pada 2018. Ini kerjasama menggandeng BPS, yang berkolaborasi dengan baik dengan BPS, untuk menurunkan angka kemiskinan maupun pengangguran terbuka di Kota Kediri," kata dia.

Beberapa program yang dibuat untuk mengatasi angka kemiskinan misalnya pemberian beasiswa untuk siswa dari keluarga miskin, program rencana strategi daerah, perbaikan rumah tidak layak huni, program pengajaran bahasa inggris secara gratis "english massive". Selain itu, juga terdapat program pemberdayaan masyarakat (prodamas), pemberian SPP gratis untuk SD, SMP, pemberian seragam gratis, dan sejumlah program lainnya.

Selain itu, Wali Kota juga mengungkapkan angka pengangguran terbuka di Kota Kediri, juga berhasil turun di bawah angka pengangguran terbuka Provinsi Jawa Timur, dimana pada 2018 angka pengangguran di Kota Kediri sebesar 3,63 persen sedangkan Provinsi Jawa Timur lebih tinggi di angka 3,99 persen.

Wali Kota juga mengungkapkan pada 2014 angka pengangguran terbuka di Kota Kediri sebesar 7,66 persen dan Provinsi Jawa Timur sebesar 4,49 persen, pada 2015 angka pengangguran Kota Kediri berada di angka 8,46 persen dan Provinsi Jawa Timur di angka 4,47 persen. Di 2017 pengangguran di Kota Kediri sebesar 4,68 persen dan Provinsi Jawa Timur sebesar 4,00 persen.

Ia juga mengungkapkan, Pemerintah Kota Kediri membuka perizinan selebar-lebarnya, sehingga semakin banyak investor yang datang ke Kota Kediri. Hal ini bisa berpengaruh positif dengan semakin turunnya angka pengangguran. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019