Kediri (Antaranews Jatim) - Menghabiskan libur panjang tentunya banyak hal yang bisa dilakukan. Tak terkecuali dengan berwisata. Salah satu lokasi wisata yang apik nan alami adalah Gunung Bromo. 

Gunung Bromo merupakan salah satu objek wisata alam yang terkenal di Jawa Timur. Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Kendati begitu, gunung yang berada kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini tetap ramai dikunjungi pelancong.

Gunung ini memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan berada di empat wilayah kabupaten, yakni Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. 
 

Untuk menuju ke lokasi wisata ini tidak terlalu sulit. Pengunjung bisa masuk lewat Pasuruan. Kendati jalur menuju kawasan Gunung Bromo naik turun, kendaraan besar seperti bus masih bisa masuk. Sayangnya, untuk menuju pusat objek wisata, hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat ataupun roda dua.
  
Bukan sembarangan kendaraan. Jalur menuju ke tempat itu terbilang berat, karena penuh dengan tanjakan. Karena itu perlu kehati-hatian tingkat tinggi dalam mengendarai kendaraan menuju ke Bromo. 

Namun, tidak perlu khawatir. Banyak kendaraan berupa mobil jeep yang bisa disewa. Tarifnya cukup terjangkau hanya sekitar Rp400 ribu menuju ke kawasan Gunung Bromo, lautan pasir, termasuk ke sekitar kawah. Bonusnya bisa ke bukit teletubbies. Tarif ini untuk sekali pulang dan pergi.
 

Saking padatnya mobil jeep, tak jarang wisatawan harus jalan kaki hingga sekitar 1 kilometer. Kendati dingin menusuk hingga tulang, tak jadi penghalang bagi wisawatan menembus tebalnya kabut pekat demi melihat matahari terbit.

Jika ingin naik sepeda motor pun juga mudah. Banyak kendaraan atau ojek yang siap mengantarkan pengunjung hingga puncak bukit. Tentunya, tarif yang diberikan juga tidak murah, hingga sekitar Rp250 ribu menuju puncak gunung. 

Namun, tak perlu khawatir ketika berkunjung ke wisata ini hanya mengenakan jaket tipis. Di tempat ini, banyak disewakan jaket tebal. Dinginnya udara dini hari, bisa terobati.

Pun demikian. Di tempat ini banyak warung yang menjajakan aneka cemilan misalnya pisang goreng, tempe goreng dan beragam cemilan lainnya. Selain itu, juga banyak dijual aneka minuman hangat. Tak ketinggalan mi instan, sebagai pangganjal perut penghalau dingin.

Puas menikmati pemandangan alam dan matahari terbit, wisatawan kembali naik jeep menuju lautan pasir. Di tempat ini, pengunjung bisa bebas swafoto dengan latar belakang pegunungan bromo maupun lautan pasir.

Pun jika ingin keliling lautan pasir tanpa capai bisa menyewa kuda. Jika hanya ingin swafoto berkuda pun juga bisa. Hanya dengan Rp10 ribu per orang bisa asyik swafoto. 

Bukan hanya itu, berfoto dengan mobil jeep berlatar belakang pegunungan juga menarik. Di area ini juga banyak berdiri warung dengan menjual aneka cemilan. Jadi, tak perlu cemas jika hanya ingin menghangatkan tubuh dengan aneka minuman panas. 
 
 

Puas swafoto, pengunjung juga bisa menikmati indahnya bukit teletubbies. Lokasinya juga masih di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini, tak jauh dari lokasi Gunung Bromo. Kawasan ini disebut dengan bukit teletubbis, sebab lekukan di bukit mirip dengan yang di acara televisi anak-anak teletubbies. 

Pun demikian, sepanjang bukit banyak ditumbuhi rerumputan hijau. Indah dan menyejukkan mata.

Bagi penduduk sekitar Gunung Bromo yakni suku Tengger, gunung ini dipercaya sebagai gunung suci. Setiap setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo dan dilanjutkan ke puncak. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.

Di setiap lokasi wisata juga banyak tulisan yang bertuliskan agar wisatawan menghormati kawasan dengan menjaga alam, tidak membuang sampah sembarangan, dan berbagai tindakan jahil lainnya. Jadi, berwisata dengan tetap ikut melestarikan alam. 

Eko, salah seorang pengunjung mengaku ia senang bisa berkunjung ke tempat ini. Ia datang dengan rombongan dan sempat tertinggal di penginapan. Karena saking ingin melihat pemandangan alam dari puncak bukit, dirinya nekat naik ojek. 

Kendati harus mengeluarkan ongkos yang cukup besar, baginya tidak masalah. Ia cukup puas bisa tiba ke lokasi puncak penanjakan dengan selamat. 

"Saya naik ojek dari penginapan. Muka rasanya tebal karena dingin. Namun, karena ingin melihat pemandangan alam dan matahari terbit, jadi tetap nekat berangkat dan saya senang," kata Eko, warga Kediri ini. (*)
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018