Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, mewaspadai curah hujan tinggi yang berpotensi menimbulkan banjir luapan Bengawan Solo dan banjir bandang selama dasarian II Januari sampai Februari 2019.
"Curah hujan tinggi yang berpotensi menimbulkan banjir luapan Bengawan Solo akan terjadi selama dasarian II Januari sampai Februari," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono di Bojonegoro, Rabu.
Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, lanjut dia, curah hujan tinggi di daerahnya akan terjadi memasuki dasarian II Januari berkisar 201-300 milimeter dan 301-400 milimeter. Selain itu memasuki Februari curah hujan berkisar 201-300-301-400 milimeter, dan berkisar 401-500 meter.
"Pada Januari dan Februari curah hujan dengan intensitas menengah sampai tinggi," ujarnya.
Menghadapi kemungkinan ancaman banjir selama musim hujan, menurut dia, BPBD sudah menyiapkan berbagai kebutuhan mulai perahu karet, terpal tenda pengungsi, juga berbagai kebutuhan lainnya termasuk 900 paket sembako pada 2019
Namun, ia mengaku tidak bisa memprediksi kemungkinan banjir luapan Bengawan Solo di daerahnya hanya banjir biasa, sedang atau banjir besar.
"BPBD tidak bisa memprediksi besarnya banjir luapan Bengawan Solo," ujarnya.
Menjawab pertanyaan ia membenarkan sejumlah desa di Kecamatan Sekar, Sumberrejo, dan Kepobaru, terjadi banjir bandang disebabkan hujan deras yang terjadi sehari lalu.
"Di Desa Bobol, Kecamatan Sekar, banjir hanya berlangsung beberapa jam, kemudian surut,. Tapi genangan air sekitar 50 centimeter merendam pemukiman sejumlah rumah warga," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, BPBD akan segera mengirimkan 29 paket sembako bagi korban banjir bandang di Desa Bobol, Kecamatan Sekar.
Begitu pula secara bersamaan genangan air banjir juga merendam tanaman padi seluas 56 hektare di Desa Mejuwet, Kecamatan Sumberrejo, dan Desa Pohwates, Kecamatan Kepobaru, dengan usia sekitar 25 hari.
"Banjir juga merendam jalan poros kecamatan sepanjang 100 meter dengan ketinggian berkisar 10-30 centimeter," kata petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro menambahkan.
Namun, ia mengaku belum tahu pasti curah hujan tinggi yang terjadi sehari lalu yang melanda sejumlah desa yang mengakibatkan banjir bandang.
"Kami belum memperoleh data besarnya curah hujan yang terjadi sehari lalu," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Curah hujan tinggi yang berpotensi menimbulkan banjir luapan Bengawan Solo akan terjadi selama dasarian II Januari sampai Februari," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono di Bojonegoro, Rabu.
Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, lanjut dia, curah hujan tinggi di daerahnya akan terjadi memasuki dasarian II Januari berkisar 201-300 milimeter dan 301-400 milimeter. Selain itu memasuki Februari curah hujan berkisar 201-300-301-400 milimeter, dan berkisar 401-500 meter.
"Pada Januari dan Februari curah hujan dengan intensitas menengah sampai tinggi," ujarnya.
Menghadapi kemungkinan ancaman banjir selama musim hujan, menurut dia, BPBD sudah menyiapkan berbagai kebutuhan mulai perahu karet, terpal tenda pengungsi, juga berbagai kebutuhan lainnya termasuk 900 paket sembako pada 2019
Namun, ia mengaku tidak bisa memprediksi kemungkinan banjir luapan Bengawan Solo di daerahnya hanya banjir biasa, sedang atau banjir besar.
"BPBD tidak bisa memprediksi besarnya banjir luapan Bengawan Solo," ujarnya.
Menjawab pertanyaan ia membenarkan sejumlah desa di Kecamatan Sekar, Sumberrejo, dan Kepobaru, terjadi banjir bandang disebabkan hujan deras yang terjadi sehari lalu.
"Di Desa Bobol, Kecamatan Sekar, banjir hanya berlangsung beberapa jam, kemudian surut,. Tapi genangan air sekitar 50 centimeter merendam pemukiman sejumlah rumah warga," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, BPBD akan segera mengirimkan 29 paket sembako bagi korban banjir bandang di Desa Bobol, Kecamatan Sekar.
Begitu pula secara bersamaan genangan air banjir juga merendam tanaman padi seluas 56 hektare di Desa Mejuwet, Kecamatan Sumberrejo, dan Desa Pohwates, Kecamatan Kepobaru, dengan usia sekitar 25 hari.
"Banjir juga merendam jalan poros kecamatan sepanjang 100 meter dengan ketinggian berkisar 10-30 centimeter," kata petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro menambahkan.
Namun, ia mengaku belum tahu pasti curah hujan tinggi yang terjadi sehari lalu yang melanda sejumlah desa yang mengakibatkan banjir bandang.
"Kami belum memperoleh data besarnya curah hujan yang terjadi sehari lalu," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018