Blitar (Antaranews Jatim) - Ribuan wisatawan memadati lokasi Pantai Serang, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, selama awal libur panjang Natal 2018 dan menjelang Tahun Baru 2019.
"Sejak hari pertama sudah ramai mereka yang liburan. Per hari sampai ribuan untuk berwisata di pantai," kata Kepala Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar Dwi Handoko di Blitar, Selasa.
Ia mengatakan, membeludaknya jumlah pengunjung itu karena memang bersamaan dengan libur panjang. Mereka ingin menghabiskan waktu liburan dengan keluarga berkunjung ke pantai.
Namun, pihaknya juga lebih intensif melakukan pengawasan. Selama libur panjang ini, ada sekitar 10 personel baik dari masyarakat, polisi dan aparat terkait lainnya yang berjaga. Terlebih lagi, sudah ada imbauan dari BMKG terkait dengan peringatan dini gelombang tinggi.
BMKG menjelaskan terdapat potensi tinggi gelombang antara 1,25 hingga 2,5 meter di beberapa pantai termasuk perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumba. Selain itu gelombang tinggi terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, dan sejumlah perairan lainnya.
BMKG meminta warga memahami risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, baik untuk kapal nelayan, kapal tongkang, kapal ferry, kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar.
Dengan kondisi tersebut, BMKG meminta masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekita area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi untuk selalu
Handoko mengakui, adanya petugas yang diterjunkan itu memang bertugas untuk mengawasi dan memastikan agar wisatawan mematuhi aturan. Beberapa papan larangan untuk tidak berenang dipasang, sebagai antisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti tenggelam.
"Kami pantau, peringatkan agar jangan sampai mandi hingga tengah laut antara 5 meter dari bibir pantai. Boleh bermain air cuma di tepi saja," kata dia.
Ia juga menyebut, para nelayan di sekitar pantai serang juga masih libur untuk mencari ikan. Selain cuaca yang buruk, kondisi pantai juga masih keruh akibat intensitas hujan yang tinggi. Diperkirakan kondisi itu akan bertahan hingga lima hari ke depan.
"Nelayan masih libur karena kemarin terjadi banjir. Posisi air masih keruh, jadi tidak melaut. Tapi, untuk pasokan air dikirim dari prigi (Pantai Prigi, Kabupaten Trenggalek). Dini hari sudah ada pengepul di sini, mengambil ikan dari prigi," kata dia.
Pihaknya berharap selama libur panjang ini hal yang positif selalu terjadi. Para wisatawan mematuhi aturan untuk tidak bermain air hingga ke tengah laut dan pendapatan untuk desa juga bagus. Untuk masuk ke lokasi objek wisata, setiap pengunjung dikenakan tarif Rp7 ribu per orang baik dewasa maupun anak-anak. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Sejak hari pertama sudah ramai mereka yang liburan. Per hari sampai ribuan untuk berwisata di pantai," kata Kepala Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar Dwi Handoko di Blitar, Selasa.
Ia mengatakan, membeludaknya jumlah pengunjung itu karena memang bersamaan dengan libur panjang. Mereka ingin menghabiskan waktu liburan dengan keluarga berkunjung ke pantai.
Namun, pihaknya juga lebih intensif melakukan pengawasan. Selama libur panjang ini, ada sekitar 10 personel baik dari masyarakat, polisi dan aparat terkait lainnya yang berjaga. Terlebih lagi, sudah ada imbauan dari BMKG terkait dengan peringatan dini gelombang tinggi.
BMKG menjelaskan terdapat potensi tinggi gelombang antara 1,25 hingga 2,5 meter di beberapa pantai termasuk perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumba. Selain itu gelombang tinggi terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, dan sejumlah perairan lainnya.
BMKG meminta warga memahami risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, baik untuk kapal nelayan, kapal tongkang, kapal ferry, kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar.
Dengan kondisi tersebut, BMKG meminta masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekita area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi untuk selalu
Handoko mengakui, adanya petugas yang diterjunkan itu memang bertugas untuk mengawasi dan memastikan agar wisatawan mematuhi aturan. Beberapa papan larangan untuk tidak berenang dipasang, sebagai antisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti tenggelam.
"Kami pantau, peringatkan agar jangan sampai mandi hingga tengah laut antara 5 meter dari bibir pantai. Boleh bermain air cuma di tepi saja," kata dia.
Ia juga menyebut, para nelayan di sekitar pantai serang juga masih libur untuk mencari ikan. Selain cuaca yang buruk, kondisi pantai juga masih keruh akibat intensitas hujan yang tinggi. Diperkirakan kondisi itu akan bertahan hingga lima hari ke depan.
"Nelayan masih libur karena kemarin terjadi banjir. Posisi air masih keruh, jadi tidak melaut. Tapi, untuk pasokan air dikirim dari prigi (Pantai Prigi, Kabupaten Trenggalek). Dini hari sudah ada pengepul di sini, mengambil ikan dari prigi," kata dia.
Pihaknya berharap selama libur panjang ini hal yang positif selalu terjadi. Para wisatawan mematuhi aturan untuk tidak bermain air hingga ke tengah laut dan pendapatan untuk desa juga bagus. Untuk masuk ke lokasi objek wisata, setiap pengunjung dikenakan tarif Rp7 ribu per orang baik dewasa maupun anak-anak. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018