New York (Antara/Xinhua) - Kurs dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), ketika Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin, memangkas beberapa kerugian tajam greenback di sesi sebelumnya.

Menyusul keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya, greenback memperpanjang kenaikannya tetapi masih menetap di level yang lebih lemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya.

Bank Sentral AS menaikkan target suku bunga acuan federal fund rate (FFR) menjadi ke kisaran 2,25 persen hingga 2,50 persen, dari  kisaran 2,00-2,25 persen pada November.

Langkah tersebut menyebabkan aksi jual yang dramatis di saham-saham dan penurunan dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka panjang, karena kekhawatiran serius atas potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Namun kekhawatiran tersebut mereda sampai batas tertentu, karena The Fed mengurangi perkiraan angka kenaikan suku bunga pada 2019 menjadi dua kali dari tiga kali yang dinyatakan pada September, dan memproyeksikan hanya satu kenaikan suku bunga pada tahun 2020, menandakan laju pengetatan moneter yang lebih lambat.

Dalam pernyataan kebijakannya, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menilai bahwa risiko-risiko terhadap prospek ekonomi "kurang lebih seimbang," tetapi menekankan bahwa "akan terus memantau perkembangan ekonomi dan keuangan global dan menilai implikasinya terhadap prospek ekonomi."

Kenaikan tingkat suku bunga The Fed yang keempat menentang teguran Presiden AS Donald Trump terhadap The Fed dan Ketua The Fed Jerome Powell. Trump telah memperingatkan The Fed untuk tidak membuat "kesalahan lagi" dan tidak menyebabkan pasar "lebih tidak likuid daripada yang sudah ada" dalam tweet-nya pada Selasa (18/12).

Powell menekankan independensi The Fed dan menolak pertimbangan politik telah menekan pengambilan keputusan bank sentral, selama konferensi pers setelah pertemuan kebijakan dua hari.

Mengalahkan kenaikan dolar AS, euro semakin kuat didorong oleh kesepakatan yang dicapai antara Italia dan Komisi Eropa atas rencana anggaran belanja besar negara itu untuk tahun depan, mengakhiri kebuntuan berminggu-minggu terkait revisi rencana tersebut.

Komisi Eropa mengkonfirmasi pada Rabu (19/12) bahwa Roma akan menurunkan target defisit untuk 2019 dari semula setinggi 2,40 persen menjadi 2,04 persen.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1371 dolar AS dari 1,1355 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2622 dolar AS dari 1,2638 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7114 dolar AS dari 0,7171 dolar AS.

Dolar AS dibeli 112,35 yen Jepang, lebih rendah dari 112,53 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 0,9942 franc Swiss dari 0,9928 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,3494 dolar Kanada dari 1,3492 dolar Kanada.  (*)

Pewarta: Supervisor

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018