Surabaya (Antaranews Jatim)  - Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana memasukkan penanggulangan bencana sebagai kurikulum pendidikan yang nantinya diajarkan di sekolah-sekolah mulai tingkat menengah atas atau sederajat.

"Langkah tersebut bisa dikata meniru pola yang dilakukan di sekolah-sekolah di Jepang. Mereka mengajarkan pendidikan penanggulangan bencana melalui kurikulum tersendiri," ujar Kepala Biro Humas dan Protokol Aries Agung Paewai kepada wartawan di Surabaya, Selasa.

Rencana itu bahkan sudah masuk ke tahap kerja sama dengan Prefektur Osaka, Jepang, yang sudah menerapkannya dan berpengalaman melakukan penanggulangan bencana.

Sebagai bentuk realisasi kerja sama, kata dia, saat ini tim dari Bagian Kerjasama Biro Humas dan Protokol beserta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sedang berkunjung ke Prefektur Osaka.

Beberapa hal yang dibahas antara lain rencana pengiriman guru-guru SMA/SMK berlatih penyusunan dan penerapan kurikulum penanggulangan bencana, sebaliknya Pemprov Jatim akan mengundang tenaga ahli dari Jepang untuk mengajar hal yang sama di sekolah-sekolah di Jatim.

"Sejumlah program yang akan dilakukan sesuai kerja sama salah satunya mengundang guru untuk mengajar pendidikan kebencanaan di sekolah-sekolah di Jatim," ucapnya.

Menurut dia, meski  sering dilanda bencana, mulai gempa bumi, tsunami hingga angin topan di Jepang, tapi relatif tidak membawa banyak korban.

"Ini karena penanganan kebencanaan di Jepang sudah menjadi bagian dari budaya, Makanya saat bencana, masyarakat Jepang sudah tahu tindakan apa yang harus dilakukan," katanya.

Sementara itu, Direktur Penanggulangan Bencana Prefektur Osaka Hirokazu Yamaguchi menyambut baik rencana Pemprov Jatim dan memberikan dukungan sepenuhnya karena penanggulangan bencana harus dilakukan secara terpadu serta melibatkan semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.

"Penanaman pemahaman akan risiko dan upaya pencegahan serta penyelamatan korban juga harus dimulai sejak usia dini. Karena itu, kami mendukung Pemprov Jatim yang berencana memulai hal tersebut dari sekolah-sekolah," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018