Surabaya (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan keperluan sehari-hari bagi warga yang menjadi korban kebakaran di Jalan Kapasan Dalam II dan III Kelurahan Kapasan, Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya, Jatim, Minggu.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya M. Fikser menyampaikan jumlah rumah warga Kapasan Dalam yang terbakar pada Sabtu (8/12) malam mencapai 17 rumah, 29 Kartu Keluarga (KK) dan 73 jiwa.
"Untuk sementara, korban kebakaran saat ini tinggal di Posko Terpadu yang didirikan Pemkot Surabaya. Beberapa dari mereka juga ada yang memilih untuk tinggal di rumah saudaranya," katanya.
Fikser mengatakan di Posko Terpadu, Pemkot Surabaya telah menyiapkan berbagai keperluan untuk para korban seperti kasur, bantal, selimut, peralatan mandi, obat-obatan, pakaian layak dan makanan.
"Kami juga telah menyiapkan dokter untuk pemeriksaan kesehatan mereka dan psikolog untuk pendampingan," ujarnya.
Ia menambahkan selama tujuh hari, lanjut dia, para korban akan mendapat bantuan makanan selama tiga kali sehari. Selain itu, kata dia, pihaknya akan terus melakukan pendampingan kepada para korban.
Nantinya, kata dia, setelah tujuh hari ke depan, pihaknya akan kembali mengkomunikasikan terkait tempat tinggal selanjutnya bagi para korban kebakaran.
"Setelah tujuh hari, nanti akan kami komunikasikan lagi, apakah mereka masih ingin tinggal di Posko Terpadu atau tidak," katanya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada saat meninjau lokasi rumah dan para korban kebakaran memberikan arahan kepada Ketua RW setempat, agar ke depannya tidak lagi memasang kabel melintang di tengah jalan.
Sebab, lanjut dia, dari hasil laporan petugas di lapangan, pada saat kejadian mobil PMK kesulitan untuk masuk karena terhalang kabel lampu yang melintang. Tidak hanya itu, kendala lain yang dihadapi adalah banyaknya portal dan mobil warga yang terparkir di badan jalan.
"Jadi saya minta sekali lagi, nanti dibersihkan semua kabel yang di tengah (jalan) itu. Kedua jalan utama itu harus bersih supaya tidak mengganggu kalau ada kebakaran," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya M. Fikser menyampaikan jumlah rumah warga Kapasan Dalam yang terbakar pada Sabtu (8/12) malam mencapai 17 rumah, 29 Kartu Keluarga (KK) dan 73 jiwa.
"Untuk sementara, korban kebakaran saat ini tinggal di Posko Terpadu yang didirikan Pemkot Surabaya. Beberapa dari mereka juga ada yang memilih untuk tinggal di rumah saudaranya," katanya.
Fikser mengatakan di Posko Terpadu, Pemkot Surabaya telah menyiapkan berbagai keperluan untuk para korban seperti kasur, bantal, selimut, peralatan mandi, obat-obatan, pakaian layak dan makanan.
"Kami juga telah menyiapkan dokter untuk pemeriksaan kesehatan mereka dan psikolog untuk pendampingan," ujarnya.
Ia menambahkan selama tujuh hari, lanjut dia, para korban akan mendapat bantuan makanan selama tiga kali sehari. Selain itu, kata dia, pihaknya akan terus melakukan pendampingan kepada para korban.
Nantinya, kata dia, setelah tujuh hari ke depan, pihaknya akan kembali mengkomunikasikan terkait tempat tinggal selanjutnya bagi para korban kebakaran.
"Setelah tujuh hari, nanti akan kami komunikasikan lagi, apakah mereka masih ingin tinggal di Posko Terpadu atau tidak," katanya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada saat meninjau lokasi rumah dan para korban kebakaran memberikan arahan kepada Ketua RW setempat, agar ke depannya tidak lagi memasang kabel melintang di tengah jalan.
Sebab, lanjut dia, dari hasil laporan petugas di lapangan, pada saat kejadian mobil PMK kesulitan untuk masuk karena terhalang kabel lampu yang melintang. Tidak hanya itu, kendala lain yang dihadapi adalah banyaknya portal dan mobil warga yang terparkir di badan jalan.
"Jadi saya minta sekali lagi, nanti dibersihkan semua kabel yang di tengah (jalan) itu. Kedua jalan utama itu harus bersih supaya tidak mengganggu kalau ada kebakaran," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018