Kediri (Antaranews Jatim) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri, Jawa Timur, menyebut pertumbuhan total aset perbankan di wilayah Keresidenan Kediri dan Madiun semakin naik yang menunjukkan ekonomi juga semakin tumbuh.

"Total aset meningkat digabung 10 persen. DPK juga meningkat, kredit meningkat masih DPK, tapi tetap meningkat. Bahkan NPL juga turun," kata Kepala OJK Kediri Slamet Wibowo di Kediri, Rabu.

Ia mengungkapkan, total aset pada September 2017 adalah Rp108,98 miliar meningkat menjadi Rp119,84 miliar pada September 2019. Untuk pertumbuhannya adalah Rp10,92 miliar. 

Untuk DPK (dana pihak ketiga) adalah Rp61,75 miliar menjadi Rp69,30 miliar, sehingga pertumbuhannya adalah Rp7,55 miliar meningkat 12,23 persen. Kredit adalah Rp49,68 miliar menjadi Rp52,45 miliar, dengan pertumbuhan Rp2,77 miliar atau 5,58 persen. 

Sedangkan untuk NPL atau kredit bermasalah juga turun, yakni dari Rp970,41 juta (September 2017) menjadi Rp952,40 juta dengan turun Rp18,01 juta atau 1,86 persen. 

Menurut Slamet, dengan kondisi perekonomian yang relatif baik tersebut menunjukkan ekonomi masih mendukung atau dalam kondisi yang baik, terutama kredit bisa tumbuh. 

Namun, ia mengatakan OJK tetap intensif melakukan pengawasan terutama terkait dengan NPL. Untuk perbankan akan didorong lebih bersemangat lagi untuk membina para debitur agar mereka juga mematuhi peraturan yang telah disepakati.

"Kami dorong mereka (perbankan) bersemangat membina para debitur terutama yang tinggi. Kami selalu pantau agar belajar ke tempat lain yang penyumbang sedikit, tapi bisa tumbuh. Jadi, bisa memberikan solusi ada masalah apa, kami juga bisa bantu, daripada repot jika lelang," katanya.

Untuk 2019, ia mengatakan proyeksinya masih cukup baik. Ia menyadari perang dagang kini juga menjadi evaluasi tersendiri. Perang dagang misalnya produk dari China, Amerika yang masuk ke Indonesia, namun dipastikan untuk perkembangan masih cukup positif.

Sedangkan untuk Kediri, ia juga optimistis bisa lebih berkembang. Kediri dipastikan menjadi kota berkembang, terlebih lagi upah buruh juga relatif lebih murah ketimbang Surabaya. 

"Pemda kini era deregulasi, permudah izin. Faktor itu saya kira yang memacu pertumbuhan ekonomi baik. Masalah transportasi juga memengaruhi ekonomi di Kediri, jadi juga harus sinergi dengan daerah lain," ujarnya.

Ia juga mendukung penuh agar seluruh kota di wilayahnya terus berkembang termasuk Kediri. Kota ini mempunyai "tagline" yakni "Kediri the service city" dan ini dinilai cukup bagus. 

"Sektor yang potensial perlu dikembangkan misalnya riil dan jasa. Apalagi era sekarang medsos (media sosial), dan jasa itu penting, termasuk pariwisata. Misalnya wisata memanfaatkan edukasi masyarakat untuk kebersihan lingkungan," kata dia. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018