Surabaya (Antaranews Jatim) - Legislator menilai penataan kawasan wisata religi Sunan Ampel, Kota Surabaya, Jawa Timur stagnan atau berjalan di tempat sehingga membuat para wisatawan lebih memilih berkunjung ke tempat lain.
Anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya M. Machmud, di Surabaya, Rabu, mengatakan pada saat Komisi C menggelar rapat dengar pendapat mengenai kawasan Ampel beberapa waktu lalu, diketahui bahwa Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Ampel selaku pemangku kawasan tidak berjalan maksimal.
"Selama ini, UPTD hanya bertindak sebagai penjaga toilet dan tidak ada inovasi baru untuk menjadikan kawasan di sana lebih menarik," katanya.
Padahal, lanjut dia, jika penataan kawasan wisata religi Sunan Ampel digarap secara serius, maka bisa mendunia dan menjadi jujugan para wisatawan tidak saja dari dalam negeri, namun juga luar negeri
"Perlu ada berbagai inovasi. Tapi sayangnya UPTD jalan di tempat," katanya.
Ia mencontohkan pintu gerbang yang sempit untuk menuju ke makam Sunan Ampel. Selain itu penataan sentra UKM yang satu kompleks dengan parkir bus, ternyata dalam perkembangannya banyak yang kosong.
"Ini karena pembangunnya tidak menjiwai dan hanya sebatas agar anggaran pembangunan terserap. Akibatnya, sentra UKM itu seperti gedung sekolah," ujar politikus Partai Demokrat ini.
Hal sama juga dikatakan, anggota komisi C lainnya, Vinsensius Awey. Ia mengatakan pengunjung yang berziarah ke sana tentu tidak hanya sebatas berziarah, namun ingin mendapatkan kesan lebih. Seperti dirinya yang non muslim ketika ke sana tentu ingin mengetahui kesejarahan Sunan Ampel.
"Seharusnya di sana ada museum, atau tempat lainnya sehingga wisatawan mengetahui kesejarahan Sunan Ampel. Jika tidak, tentu tidak berbeda dengan tempat lainnya," ujarnya.
Kepala UPTD Ampel, Saidah, mengatakan selama ini pihaknya dalam penganggaran sebatas pada pemiliharaan saja. "Untuk anggaran yang lain belum ada," katanya singkat.
Sementara itu, Direktur Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Sunan Ampel, Kifwi Nawawi mengatakan artefak peninggalan Sunan Ampel sedikit yakni berupa makam dan masjid.
Meski demikian, lanjut dia, pihaknya berupaya melakukan pengembangan di kawasan Ampel berupa infrasruktur telekomunikasi dan informasi komunikasi, digital library, dan sarana pendukung lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya M. Machmud, di Surabaya, Rabu, mengatakan pada saat Komisi C menggelar rapat dengar pendapat mengenai kawasan Ampel beberapa waktu lalu, diketahui bahwa Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Ampel selaku pemangku kawasan tidak berjalan maksimal.
"Selama ini, UPTD hanya bertindak sebagai penjaga toilet dan tidak ada inovasi baru untuk menjadikan kawasan di sana lebih menarik," katanya.
Padahal, lanjut dia, jika penataan kawasan wisata religi Sunan Ampel digarap secara serius, maka bisa mendunia dan menjadi jujugan para wisatawan tidak saja dari dalam negeri, namun juga luar negeri
"Perlu ada berbagai inovasi. Tapi sayangnya UPTD jalan di tempat," katanya.
Ia mencontohkan pintu gerbang yang sempit untuk menuju ke makam Sunan Ampel. Selain itu penataan sentra UKM yang satu kompleks dengan parkir bus, ternyata dalam perkembangannya banyak yang kosong.
"Ini karena pembangunnya tidak menjiwai dan hanya sebatas agar anggaran pembangunan terserap. Akibatnya, sentra UKM itu seperti gedung sekolah," ujar politikus Partai Demokrat ini.
Hal sama juga dikatakan, anggota komisi C lainnya, Vinsensius Awey. Ia mengatakan pengunjung yang berziarah ke sana tentu tidak hanya sebatas berziarah, namun ingin mendapatkan kesan lebih. Seperti dirinya yang non muslim ketika ke sana tentu ingin mengetahui kesejarahan Sunan Ampel.
"Seharusnya di sana ada museum, atau tempat lainnya sehingga wisatawan mengetahui kesejarahan Sunan Ampel. Jika tidak, tentu tidak berbeda dengan tempat lainnya," ujarnya.
Kepala UPTD Ampel, Saidah, mengatakan selama ini pihaknya dalam penganggaran sebatas pada pemiliharaan saja. "Untuk anggaran yang lain belum ada," katanya singkat.
Sementara itu, Direktur Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Sunan Ampel, Kifwi Nawawi mengatakan artefak peninggalan Sunan Ampel sedikit yakni berupa makam dan masjid.
Meski demikian, lanjut dia, pihaknya berupaya melakukan pengembangan di kawasan Ampel berupa infrasruktur telekomunikasi dan informasi komunikasi, digital library, dan sarana pendukung lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018