Surabaya (Antaranews Jatim) - Provinsi Jawa Timur diprediksi masih mempunyai cadangan gas bumi untuk 20 tahun ke depan, dan termasuk dalam kategori wilayah yang mempunyai potensi gas bumi cukup besar.

Kepala Subdirektorat Pengembangan Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi Non-Konvensional Direktorat Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Bayu Wahyudiono di Surabaya, Kamis mengatakan saat ini gas yang terkandung di perut bumi Jatim ini sekitar 4,66 Trillions of Standard Cubic Feet of gas (TSCF).

Sedangkan gas yang sudah di ekploitasi sekitar  628,66 MMCFD, artinya apabila dikalkulasi dari hitungan, maka Jatim masih punya cadangan gas hingga 20 tahun lagi. 

"Wilayah Jawa Timur di tahun 2018 ini menurut catatan Kementrian ESDM masih mengalami penurunan produksi, tetapi di tahun 2019 Jatim akan surplus gas karena beberapa pengembangan sumur akan mulai menghasilkan gas tersebut," katanya.

Dia mengatakan, Jatim juga menjadi satu-satunya daerah yang sudah memiliki jaringan pipa gas, sehingga 100 persen hasil gas bumi yang diproduksi Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) bisa langsung disalurkan dan digunakan oleh industri pupuk, listrik serta industri komersial dan rumah tangga di wilayah itu.

"Potensi ini berbeda dengan daerah lain yang gasnya dijual keluar karena belum ada infrastruktur jaringan gasnya," kata Bayu, dalam kegiatan Silahturahmi dengan pemangku kepentingan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Surabaya.

Meski demikian, kata Bayu secara riil di lapangan tidak semua cadangan gas ayang bisa dieksploitasi. 

Kepala SKK Migas Jabanusa, Ali Masyhar mengatakan di wilayahnya PC Ketapang II Ltd termasuk tiga besar penghasil minyak bumi di Jatim dengan produksi minyak mentah 14.000 Barrel of Day (BoD) dan gas sekitar 30 juta kaki kubik (MMCFD). 

Besarnya produksi Migas berbanding lurus dari dana untuk pembinaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang hingga kini mencapai Rp4,8 miliar yang dialirkan ke warga di Sampang dan Gresik.

"InsyaAllah 2019 di Petronas ini akan tambah sumur sehingga bisa tambah produksi. Kami harap semua urusan perizinan maupun urusan yang lainnya juga bisa diselesaikan tepat waktu sehingga Migas Jawa Timur bisa bertambah lagi produksinya," kata Ali.

Sementara itu, Vice President Operasi SKK Migas, Sulistya Hastuti Wahyu mengatakan cadangan minyak bumi yang ada di lapangan pengeboran saat ini hanya akan bertahan hingga 9 tahun saja. 

Namun, temuan teknologi seismik yang lebih canggih menyebutkan Indonesia memiliki 130 cekungan minyak. Dimana 74 cekungan atau lapangan masih belum tersentuh atau belum dieksplorasi.

"Jika mengandalkan sumur yang lama memang kita sudah berdarah-darah. Jika tahun 60 an saat dieksploitasi 90 persennya adalah minyak bumi. Tapi sekarang 90 persen disedot yang keluar malah air. Untuk itu perlu lapangan dan eksplorasi baru dan disini dibutuhkan perizinan yang cepat sehingga saat minyak yang ada mulai menunjukkan penurunan, Indonesia masih punya cekungan lain yang siap berproduksi," katanya.(*)

 

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018