Jakarta (Antaranews Jatim) - Ketua MPR Zulkifli Hasan setuju dengan rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang ingin menghidupkan kembali mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP), namun metode pembelajarannya harus disesuaikan dengan kondisi saat ini.

"Saya setuju, namun metodenya harus disesuaikan dengan kondisi saat ini. Sekarang kita hilang pelajaran Pancasila dan penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)," kata Zulkifli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.

Dia menilai, ideologi negara harus diajarkan kepada masyarakat secara radikal, kuat dan "menancap" di dada anak muda Indonesia namun saat ini tidak seperti itu.

Menurut dia, kalau ideologi tidak diajarkan maka anak-anak muda Indonesia akan mereka akan mencari ideologi yang lain sehingga sangat penting menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak Indonesia sejak dini.

"Pendidikan itu penting bahkan mulai dari pendidikan dasar, SMP dan SMA. Mengajarkan wawasan kebangsaan itu sepanjang masa," ujarnya.

Zulkifli mengatakan, kalau metode pembelajaran ideologi tidak berubah dengan metode doktrin, maka itu tidak akan efektif.Dia menilai metodenya harus disesuaikan dengan perkembangan zaman maka harus ada kajian dan duduk bersama untuk menentukan metode yang
tepat.

"Kalau anak-anak muda sekarang harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Maka harus ada kajian, duduk bersama, metode yang tepat itu seperti apa," katanya.

Sebelumnya, Kemendikbud mengusulkan akan kembali memasukkan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila sejak dini di lingkungan sekolah.

"PMP kita akan kembalikan lagi karena ini banyak yang harus dihidupkan kembali, bahwa Pancasila ini luar biasa buat bangsa kita, itu mungkin yang akan kita lakukan," kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Supriano usai menghadiri upacara peringatan hari guru di gedung Kemendikbud, Jakarta, Senin (26/11).(*)
 

Pewarta: Imam Budilaksono

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018