Surabaya, 24/11 (Antara) - Pebulu tangkis tunggal dewasa putri PB Jaya Raya Jakarta, Sri Fatmawati menghentikan upaya atlet berjuluk "Ratu Sirnas" Hanna Ramadini meraih gelar juara keenamnya di turnamen seri Sirkuit Nasional (Sirnas) 2018.
"Alhamdulillah dan puji syukur bisa menang sekaligus juara di Sirnas kali ini," ujar Sri Fatmawati kepada wartawan usai bertanding di partai puncak Djarum Sirkuit Nasional Premier Jawa Timur Open 2018 di GOR Sudirman, Sabtu.
Disaksikan ratusan penonton, pebulu tangkis kelahiran Probolinggo tersebut menang atas Hanna yang berasal dari klub Mutiara Cardinal Bandung, dengan angka 13-21, 21-18 dan 21-17.
Mengawali pertandingan, Sri Fatmawati sempat kesulitan di game pertama dan menyerah dengan angka cukup jauh, tapi di game kedua dan ketiga pebulu tangkis berusia 19 tahun tersebut lebih percaya diri sehingga mampu unggul meski selisihnya tidak telak.
"Tidak menyangka sampai juara meski sebenarnya saya tidak diunggulkan. Sebelumnya juga sempat ingin melawan dan mengalahkan Kak Hanna," ucapnya.
Dari delapan seri yang digelar Djarum Sirkuit Nasional, Hanna yang merupakan atlet mantan penghuni Pelatnas Cipayung sukses di lima seri Sirnas, yakni di Tasikmalaya (Jawa Barat), Makassar (Sulawesi Selatan), Jakarta, Balikpapan (Kalimantan Timur) dan Denpasar (Bali).
Sementara itu, di bagian tunggal dewasa putra, pebulu tangkis asal PB Jaya Raya Jakarta, Krishna Adi Nugraha sukses melanjutkan tren positif usai mengandaskan Wisnu Yuli Prasetyo asal PB Pertamina Fastron dengan angka 21-18, 14-21 dan 21-7.
Kemenangan tersebut sekaligus membuktikan bahwa Krishna masih lebih kuat dibandingkan pesaing-pesaingnya, bahkan mencatatkan gelar juara keempat di ajang Sirnas.
"Bersyukur bisa jadi juara dan ini adalah target saya. Meski cukup puas, tapi semoga tahun depan bisa lebih baik dan harus tetap ada evaluasi," katanya.
Berstatus unggulan satu, Krishna tampil agresif di game pertama, tapi perlawanan sengit ditunjukkan Wisnu Yuli di game kedua, lalu di game penutup permainan terbaik Krishna tak bisa dibendung, bahkan menang dengan angka cukup jauh.
Sepanjang rangkaian Sirnas 2018, ia mendulang empat gelar juara dari lima kali penampilannya, yakni juara pada seri pembuka di Purwokerto, kemudian Tasikmalaya, Makassar dan terakhir di seri penutup, di Surabaya.
Ia hanya gagal sekali pada seri kelima di Jakarta usai terhenti di babak semifinal, sedangkan di seri Pekanbaru, Balikpapan dan Bali tak diikutinya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Alhamdulillah dan puji syukur bisa menang sekaligus juara di Sirnas kali ini," ujar Sri Fatmawati kepada wartawan usai bertanding di partai puncak Djarum Sirkuit Nasional Premier Jawa Timur Open 2018 di GOR Sudirman, Sabtu.
Disaksikan ratusan penonton, pebulu tangkis kelahiran Probolinggo tersebut menang atas Hanna yang berasal dari klub Mutiara Cardinal Bandung, dengan angka 13-21, 21-18 dan 21-17.
Mengawali pertandingan, Sri Fatmawati sempat kesulitan di game pertama dan menyerah dengan angka cukup jauh, tapi di game kedua dan ketiga pebulu tangkis berusia 19 tahun tersebut lebih percaya diri sehingga mampu unggul meski selisihnya tidak telak.
"Tidak menyangka sampai juara meski sebenarnya saya tidak diunggulkan. Sebelumnya juga sempat ingin melawan dan mengalahkan Kak Hanna," ucapnya.
Dari delapan seri yang digelar Djarum Sirkuit Nasional, Hanna yang merupakan atlet mantan penghuni Pelatnas Cipayung sukses di lima seri Sirnas, yakni di Tasikmalaya (Jawa Barat), Makassar (Sulawesi Selatan), Jakarta, Balikpapan (Kalimantan Timur) dan Denpasar (Bali).
Sementara itu, di bagian tunggal dewasa putra, pebulu tangkis asal PB Jaya Raya Jakarta, Krishna Adi Nugraha sukses melanjutkan tren positif usai mengandaskan Wisnu Yuli Prasetyo asal PB Pertamina Fastron dengan angka 21-18, 14-21 dan 21-7.
Kemenangan tersebut sekaligus membuktikan bahwa Krishna masih lebih kuat dibandingkan pesaing-pesaingnya, bahkan mencatatkan gelar juara keempat di ajang Sirnas.
"Bersyukur bisa jadi juara dan ini adalah target saya. Meski cukup puas, tapi semoga tahun depan bisa lebih baik dan harus tetap ada evaluasi," katanya.
Berstatus unggulan satu, Krishna tampil agresif di game pertama, tapi perlawanan sengit ditunjukkan Wisnu Yuli di game kedua, lalu di game penutup permainan terbaik Krishna tak bisa dibendung, bahkan menang dengan angka cukup jauh.
Sepanjang rangkaian Sirnas 2018, ia mendulang empat gelar juara dari lima kali penampilannya, yakni juara pada seri pembuka di Purwokerto, kemudian Tasikmalaya, Makassar dan terakhir di seri penutup, di Surabaya.
Ia hanya gagal sekali pada seri kelima di Jakarta usai terhenti di babak semifinal, sedangkan di seri Pekanbaru, Balikpapan dan Bali tak diikutinya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018