Kediri (Antaranews Jatim) - Puluhan pengemudi ojek dalam jaringan (online) di Kediri, Jawa Timur, melakukan aksi damai memprotes pernyataan Calon Presiden Prabowo Subianto yang dinilai merendahkan profesi mereka.

"Kerjaan tukang ojek bukan rendah, banyak keluarga hidup dari sini. Kami kecewa dengan pernyataan itu," kata koordiantor aksi, Muslih, ditemui di sela-sela aksi di Kediri, Sabtu.

Ia menjelaskan, aksi ini dilakukan secara spontan oleh para pengemudi ojek di Kediri. Bahkan aksi serupa juga dilakukan hingga luar daerah seperti, Malang maupun Jember.

Mereka memprotes pernyataan Prabowo Subianto yang menyebut miris melihat generasi muda lulusan SMA menjadi tukang ojek.

Muslih juga menilai pernyataan seperti itu sangat tidak etis, terlebih lagi dilontarkan seorang calon presiden dan mendesak Prabowo meminta maaf.

Ia menyebutkan, pendapatan sebagai seorang tukang ojek juga tidak bisa dianggap sebelah mata, bahkan mampu mengalahkan pendapatan pekerja kantoran.

Dalam sehari, tukang ojek online bisa menghasilkan pendapatan antara Rp100.000 hingga Rp150.000, sehingga jika diakumulasi dalam sebulan sudah cukup besar.

Terlebih lagi di Kediri, upah minimum kota (UMK) 2019 ditetapkan Rp1.899.294, lebih tinggi ketimbang UMK 2018 ini. Dengan pendapatan para penarik ojek yang diperoleh saat ini, keluarga juga bisa menjadi terbantu, mendapatkan penghasilan tambahan.

Dalam aksinya, massa juga membawa berbagai macam poster yang isinya tuntutan, antara lain "kami menuntut agar Prabowo meminta maaf", "ojek online mengurangi pengangguran", dan  "kami mencari uang halal".

Aksi dilakukan di depan Taman Sekartaji Kota Kediri. Mereka sempat orasi yang isinya mengecam pernyataan Prabowo Subianto tersebut. Aksi kemudian dilanjutkan ke kantor Bawaslu Kota Kediri.

Puluhan aparat Kepolisian Resor Kota Kediri mengamankan aksi yang berjalan dengan tertib dan lancar, hingga massa membubarkan diri. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018