Kediri (Antaranews Jatim) - Komandan Kodim 0809 Kediri Letkol Kav Dwi Agung Sutrisno mengajak masyarakat, terutama para pemuda, untuk memerangi musuh yang tidak terlihat, yakni hoaks dan berbagai macam ujaran kebencian, yang bisa memecah belah bangsa.
"Tantangan kita sekarang besar. Dulu musuhnya terlihat, ada, saat ini banyak sekali musuh kita bukan penjajah lagi, namun dari berbagai macam aspek, seperti narkoba, ujaran kebencian, hoaks, untuk generasi muda pergaulan bebas, terorisme," katanya di sela doa bersama memperingati Hari Pahlawan 10 November di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (9/11) malam.
Ia mengatakan, ancaman saat ini relatif berat. Hal itu tentunya berbeda ketimbang zaman dahulu dimana musuh bisa terlihat. Untuk itu, mengatasinya juga harus dengan bersama-sama demi mencegah terjadinya perpecahan dan semakin memperkuat rasa cinta Tanah Air.
Dandim mengingatkan kembali bahwa perjuangan demi Indonesia merdeka tidak mudah. Bukan hanya korban materi, tapi juga jiwa. Para pejuang rela berjuang demi mengusir penjajah dari bumi Indonesia, sehingga bisa merdeka. Bahkan, perjuangan tetap dilakukan hanya dengan senjata sederhana, misalnya bambu runcing.
Bahkan, perjuangan meraih kemerdekaan tidak hanya terhenti saat dibacakannya naskah kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, sebab setelah pembacaan naskah Proklamasi tersebut masih terdapat berbagai macam pemberontakan, seperti yang terjadi pada 1965.
"Saya ingin mengajak, mengingatkan bahwa kemerdekaan ini bukan pemberian cuma-cuma, tapi merupakan sebuah pencapaian dari pengorbanan yang sangat besar. Kami mengadakan doa bersama untuk para pahlawan yang telah gugur demi kemerdekaan bangsa ini," kata dia.
Dirinya ingin mengajak serta, terutama pada generasi muda, bahwa sudah selayaknya untuk mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya, meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Para pemuda harus mempunyai tanggung jawab moral untuk mempertahankan bangsa ini agar ke depan semakin maju.
"Kami harap jasa pahlawan terus dapat dipertahankan dan mengisinya adalah tanggung jawab kita. Mempertahankan bangsa ini agar semakin maju, makmur, jaya, menjadi bangsa yang besar. Jadi, bangsa yang besar adalah yang bisa menghargai jasa pahlawan, sehingga kami doa bersama agar sebagai generasi muda diberi kekuatan dan kemampuan meneruskan bangsa ini, Kota Kediri dapat menjadi guyub, aman, rukun, dan maju," kata Dandim.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Kiai An`im Falahuddin Mahrus juga mengingatkan tentang bahaya hoaks, karena dapat memicu perpecahan di antara warga. Dirinya berharap, di tahun politik seperti sekarang ini tidak mudah terpengaruh dengan provokasi.
Dalam acara itu, selain dihadiri Dandim 0809 Kediri, juga pejabat Pemkot Kediri, PCNU Kota Kediri, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta masyarakat umum lainnya. Mereka memadati lokasi TMP yang dijadikan sebagai acara doa bersama. Acara diawali dengan pembacaan istigatsah, tausiyah hingga doa bersama.
Untuk selanjutnya, direncanakan akan dilakukan upacara, lalu tabur bunga di area TMP. Satpol PP Kota Kediri juga akan menggelar acara cabut paku di pohon lalu dikumpulkan dan hasilnya untuk sumbangan bagi korban bencana alam di Palu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Tantangan kita sekarang besar. Dulu musuhnya terlihat, ada, saat ini banyak sekali musuh kita bukan penjajah lagi, namun dari berbagai macam aspek, seperti narkoba, ujaran kebencian, hoaks, untuk generasi muda pergaulan bebas, terorisme," katanya di sela doa bersama memperingati Hari Pahlawan 10 November di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (9/11) malam.
Ia mengatakan, ancaman saat ini relatif berat. Hal itu tentunya berbeda ketimbang zaman dahulu dimana musuh bisa terlihat. Untuk itu, mengatasinya juga harus dengan bersama-sama demi mencegah terjadinya perpecahan dan semakin memperkuat rasa cinta Tanah Air.
Dandim mengingatkan kembali bahwa perjuangan demi Indonesia merdeka tidak mudah. Bukan hanya korban materi, tapi juga jiwa. Para pejuang rela berjuang demi mengusir penjajah dari bumi Indonesia, sehingga bisa merdeka. Bahkan, perjuangan tetap dilakukan hanya dengan senjata sederhana, misalnya bambu runcing.
Bahkan, perjuangan meraih kemerdekaan tidak hanya terhenti saat dibacakannya naskah kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, sebab setelah pembacaan naskah Proklamasi tersebut masih terdapat berbagai macam pemberontakan, seperti yang terjadi pada 1965.
"Saya ingin mengajak, mengingatkan bahwa kemerdekaan ini bukan pemberian cuma-cuma, tapi merupakan sebuah pencapaian dari pengorbanan yang sangat besar. Kami mengadakan doa bersama untuk para pahlawan yang telah gugur demi kemerdekaan bangsa ini," kata dia.
Dirinya ingin mengajak serta, terutama pada generasi muda, bahwa sudah selayaknya untuk mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya, meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Para pemuda harus mempunyai tanggung jawab moral untuk mempertahankan bangsa ini agar ke depan semakin maju.
"Kami harap jasa pahlawan terus dapat dipertahankan dan mengisinya adalah tanggung jawab kita. Mempertahankan bangsa ini agar semakin maju, makmur, jaya, menjadi bangsa yang besar. Jadi, bangsa yang besar adalah yang bisa menghargai jasa pahlawan, sehingga kami doa bersama agar sebagai generasi muda diberi kekuatan dan kemampuan meneruskan bangsa ini, Kota Kediri dapat menjadi guyub, aman, rukun, dan maju," kata Dandim.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Kiai An`im Falahuddin Mahrus juga mengingatkan tentang bahaya hoaks, karena dapat memicu perpecahan di antara warga. Dirinya berharap, di tahun politik seperti sekarang ini tidak mudah terpengaruh dengan provokasi.
Dalam acara itu, selain dihadiri Dandim 0809 Kediri, juga pejabat Pemkot Kediri, PCNU Kota Kediri, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta masyarakat umum lainnya. Mereka memadati lokasi TMP yang dijadikan sebagai acara doa bersama. Acara diawali dengan pembacaan istigatsah, tausiyah hingga doa bersama.
Untuk selanjutnya, direncanakan akan dilakukan upacara, lalu tabur bunga di area TMP. Satpol PP Kota Kediri juga akan menggelar acara cabut paku di pohon lalu dikumpulkan dan hasilnya untuk sumbangan bagi korban bencana alam di Palu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018