Kediri (Antaranews Jatim) - Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Kota Kediri, Jawa Timur, mengadakan pelatihan shibori dengan memanfaatkan pewarna alami,  karena penggunaan bahan untuk kain itu sangat diminati terutama pasar luar negeri.

"Kami sengaja mengadakan kegiatan ini. Workshop shibori ini sangat tepat karena permintaan pasar sangat tinggi. Setelah workshop mudah-mudahan peserta bisa lebih membidik pasar," kata Ketua Dekranasda Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar di Kediri, Jumat.

Ia mengatakan, sejumlah kain dari Kota Kediri saat ini sudah banyak dikirim hingga ke luar negeri. Namun, dari pembeli tidak semua menyukai pewarna buatan, melainkan ada yang lebih cenderung suka dengan pemanfaatan pewarna alami.

Pihaknya mendorong agar perajin di Kota Kediri bisa berkreatif dengan berbagai macam bahan pewarna. Dengan itu, mereka juga bisa menyesaikan dengan permintaan pasar, sehingga produk yang dibuatnya bisa lebih berkembang.

"Kami berharap nantinya mereka berkembang menjadi industri kreatif. Sengaja para peserta yang ikut ini tidak ditunjuk tapi berdasarkan minat, agar nantinya bisa berlanjut berkembang," kata dia.

Dalam acara yang digelar tersebut, Dekranasda Kota Kediri menghadirkan narasumber dari Kaja Shibori Yogyakarta. Narasumber tersebut memberikan pengetahuan tentang shibori sekaligus mengajak seluruh peserta untuk praktik. Kain shobori bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal baik sebagai hijab, kimono outer, sarung bantal dan sejumlah penggunaan lainnya.

Shibori merupakan salah satu teknik pewarnaan dan pembuatan motif pada kain yang berasal dari negara Jepang dengan cara dilipat, diikat maupun disimpul. Pada dasarnya Shibori sama dengan kain jumputan milik Indonesia, namun Shibori memiliki teknik yang berbeda.

Shibori memiliki berbagai macam motif, salah satunya adalah motif itajime. Motif ini berarti melipat dan ditekan sehingga nanti setelah di beri warna akan mendapat pola yang simetris pada kain. Namun, sebelum membuat kreasi shibori, beberapa yang perlu diperhatikan misalnya untuk kain yang diwarnai dianjurkan direndam selama 12 jam dengan deterjen, lalu dibilas dengan air bersih. Hal ini ditujukan untuk melepas lapisan lilin yang dimungkinkan terdapat pada kain.

Beberapa pewarna alam yang bisa dimanfaatkan misalnya indigo, kunyit, kulit secang, kopi, dan sejumlah bahan alam lainnya. Masing-masing dari bahan itu bisa menghasilkan warna, dan bisa diracik sesuia dengan warna yang diinginkan. Namun, untuk penggunaan pewarna alami relatif membutuhkan waktu yang agak lama ketimbang penggunaan pewarna kimia. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018