Surabaya (Antaranews Jatim) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas memilih Banyuwangi sebagai tempat pendalaman dengan diskusi terfokus terkait Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Pariwisata 2020-2024.

“Perkembangan pariwisata di Banyuwangi sangat menarik dan dapat memosisikan diri sebagai salah satu destinasi pariwisata utama di Indonesia,” ujar Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Bappenas, Leonardo AA Teguh Sambodo.

Dalam siaran pers yang diterima Antara di Surabaya, Jumat, dipilihnya Banyuwangi juga karena pemerintahnya berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Ini alasan kami menggelar pendalaman di Banyuwangi untuk menyerap ‘best practise’ pengembangan pariwisata yang patut dijadikan masukan rencana pariwisata nasional lima tahun ke depan,” ucapnya.

Menurut dia, ada dua hal penting yang dicermati dari Banyuwangi, pertama adalah pelayanan dalam menyambut wisatawan seperti ramah terhadap tamu maupun cerdas menangkap peluang ekonomi yang muncul dari kegiatan pariwisata.

Kedua, kata dia, kepemimpinan dan komitmen birokrasi yang kuat sehingga berhasil menggerakkan birokratnya untuk mengembangkan seluruh potensi ekonomi, termasuk pariwisata.

“Di sini sistemnya sudah terbangun. Tidak hanya pemimpinnya yang berperan, tapi para birokrat juga memiliki fanatisme dan semangat yang sama untuk mencapai satu tujuan,” katanya.

Sementara itu, berdasarkan data BPS, pengembangan ekonomi Banyuwangi dengan pengungkit dari pariwisata berhasil menekan drastis angka kemiskinan menjadi 8,6 persen dari sebelumnya selalu di atas dua digit.

Selain itu, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi di kabupaten yang lokasinya paling ujung Provinsi Jawa Timur tersebut mampu mengerek pendapatan per kapita warganya menjadi Rp45 juta per orang per tahun pada 2017.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan pengembangan pariwisata di Banyuwangi melibatkan masyarakat secara aktif agar lebih berkelanjutan, antara lain melalui berbagai atraksi wisata di Banyuwangi yang banyak diambil dari akar budaya setempat.

“Warga sudah merasakan dampak pariwisata. Secara ekonomi ada peningkatan cukup signifikan. Kini mereka berlomba-lomba memanfaatkan kepopuleran wisata ini dengan banyak mengambil peluang ekonomi dengan membuka berbagai usaha,” katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018