Madiun (Antaranews Jatim) - Alfiani Hidayatul Solikah, pramugari Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang, yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang, Jabar, sempat pamit ke ibunya untuk terbang ke Balikpapan, Kalimantan Timur.
"Malamnya itu pesan (telepon) kalau mau terbang ke Balikpapan. Gak tahunya ada musibah ini," ujar ibu korban, Sukartini, kepada wartawan di rumah duka di Dukuh Gantrung, Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jatim, Selasa.
Menurutnya, kontak terakhir itu dilakukan korban pada Minggu (28/10) malam. Sukartini juga tidak tahu jika ternyata jadwal tugas putri semata wayangnya tersebut dipindah ke Pangkal Pinang, Bangka Belitung, hingga akhirnya mendengar kabar jika pesawat anaknya jatuh.
"Pamitnya itu mau terbang ke Balikpapan. Gak tahunya ternyata dialihkan ke Pangkal Pinang," ujar Sukartini yang terlihat menahan sedih.
Ia menjelaskan, saat kontak tersebut, pihaknya sama sekali tidak ada firasat apapun terhadap kecelakaan yang menimpa anaknya tersebut.
Adapun pertemuan terakhir ia dengan anaknya Alfi terjadi pada bulan Agustus lalu. Pihaknya benar-benar merasa kehilangan dan berharap masih ada keajaiban untuk Alfi.
Sementara, suasana di rumah korban, para tetangga dan sanak saudara terus berdatangan. Bahkan Bupati Madiun Ahmad Dawami juga berkenan datang untuk memberikan dukungan dan doa.
Alfi merupakan anak tunggal dari pasangan Sukartini dan Slamet. Setelah lulus dari SMA Negeri 1 Dolopo, korban melanjutkan sekolah pramugari selama setahun di Yogyakarta.
Berdasarkan informasi dari keluarga, korban baru lulus tahun 2017 dan langsung diterima bekerja sebagai pramugari di Lion Air sejak beberapa bulan terakhir.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 jatuh ke laut, di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10). Pesawat tersebut sebelumnya lepas landas pada pukul 06.10 WIB dari Bandara Soekarno-Hatta dengan rute menuju Bandara Depati Amir di Pangkal-Pinang, Bangka Belitung.
Namun, 13 menit setelah lepas landas, pesawat hilang kontak dan diketahui jatuh.
Pesawat yang seharusnya tiba di Bandara Pangkal Pinang pada pukul 07.20 WIB itu mengangkut penumpang dan kru sebanyak 189 orang, termasuk Pramugari Alfiani Hidayatul Solikah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Malamnya itu pesan (telepon) kalau mau terbang ke Balikpapan. Gak tahunya ada musibah ini," ujar ibu korban, Sukartini, kepada wartawan di rumah duka di Dukuh Gantrung, Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jatim, Selasa.
Menurutnya, kontak terakhir itu dilakukan korban pada Minggu (28/10) malam. Sukartini juga tidak tahu jika ternyata jadwal tugas putri semata wayangnya tersebut dipindah ke Pangkal Pinang, Bangka Belitung, hingga akhirnya mendengar kabar jika pesawat anaknya jatuh.
"Pamitnya itu mau terbang ke Balikpapan. Gak tahunya ternyata dialihkan ke Pangkal Pinang," ujar Sukartini yang terlihat menahan sedih.
Ia menjelaskan, saat kontak tersebut, pihaknya sama sekali tidak ada firasat apapun terhadap kecelakaan yang menimpa anaknya tersebut.
Adapun pertemuan terakhir ia dengan anaknya Alfi terjadi pada bulan Agustus lalu. Pihaknya benar-benar merasa kehilangan dan berharap masih ada keajaiban untuk Alfi.
Sementara, suasana di rumah korban, para tetangga dan sanak saudara terus berdatangan. Bahkan Bupati Madiun Ahmad Dawami juga berkenan datang untuk memberikan dukungan dan doa.
Alfi merupakan anak tunggal dari pasangan Sukartini dan Slamet. Setelah lulus dari SMA Negeri 1 Dolopo, korban melanjutkan sekolah pramugari selama setahun di Yogyakarta.
Berdasarkan informasi dari keluarga, korban baru lulus tahun 2017 dan langsung diterima bekerja sebagai pramugari di Lion Air sejak beberapa bulan terakhir.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 jatuh ke laut, di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10). Pesawat tersebut sebelumnya lepas landas pada pukul 06.10 WIB dari Bandara Soekarno-Hatta dengan rute menuju Bandara Depati Amir di Pangkal-Pinang, Bangka Belitung.
Namun, 13 menit setelah lepas landas, pesawat hilang kontak dan diketahui jatuh.
Pesawat yang seharusnya tiba di Bandara Pangkal Pinang pada pukul 07.20 WIB itu mengangkut penumpang dan kru sebanyak 189 orang, termasuk Pramugari Alfiani Hidayatul Solikah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018