Sidoarjo (Antaranews Jatim) - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mendorong masyarakat untuk bersama-sama menerapkan aksi bela negara, menyusul banyaknya ancaman yang terjadi terhadap negara Indonesaia.

"Ancaman itu bisa datang dari dalam dan juga dari luar," katanya saat menjadi pembicara pada acara Forum Komunikasi dan Sinkronisasi Kesadaran Bela Negara dengan tema Sosialisasi Inpres Nomor 7 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Bela Negara Tahun 2018-2019 di Sidoarjo, Senin.

Ia menceritakan, hal yang paling penting itu adalah eksistensi dari sebuah negara, ada lahirnya negara, perkembangannya dan juga kepunahannya.

"Hidup di negara Indonesia itu harus tahu latar belakangnya sebagai satu upaya melakukan harmonisasi dalam rangka bela negara. Perlu diingat dan dipahami bahwa kewajiban bela negara oleh masyarakat sebenarnya sudah dituangkan dalam UUD 1945," katanya.

Ia mengatakan, jika berbicara bela negara tidak bisa dilepaskan dari persatuan, karena tidak mungkin bela negara dilakukan kalau tidak bersatu dan sering demo.

"Baru setelah persatuan itu bisa dicapai, sebuah negara bisa berdaulat adil dan makmur," katanya.

Terkait dengan ancaman sebuah negara, kata Wiranto, hal yang harus dilakukan yaitu menjaga kelestarian negara, bagaimana ancaman dihadapi dengan bersatu bersama-sama.

"Sesuai dengan kemajuan zaman, perubahan lingkungan menjadi ancaman yang luas dan beragam, seperti proxy war, terorisme. Ancaman pancasila dan ideologi, termasuk juga narkotika yang harus dilawan dan dihentikan," katanya.

Saat ini, ancaman yang tidak kalah penting adalah ancaman cyber media sosial lewat internet yang tidak kelihatan massal dan lawannya tidak mudah.

"Tanpa persatuan, tidak bisa bela negara ini dilakukan," katanya.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018