Surabaya (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kota Surabaya mempuyai beberapa strategi untuk menangkal adanya kabar bohong atau berita hoaks yang menyebar di kalangan masyarakat di Kota Palawan, Jawa Timur.
     
Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya Sri Puri Suryandari, di Surabaya, Jumat, mengatakan Diskominfo memiliki peran penting untuk menangkal hoaks, bukan hanya dari sisi pemerintahan, melainkan juga dari sisi masyarakat. 
     
"Kami melakukan pendekatan langsung ke masyarakat dengan bantuan organisasi KIM (Kelompok Informasi Masyarakat)," katanya.
     
Menurut dia, jika ada isu atau kabar yang ramai dibicarakan masyarakat, biasanya KIM langsung membantu mencari kebenaran dan menyebarkan informasi tersebut.
     
Selain itu, lanjut dia, pihaknya mengaku juga mempunyai strategi khusus dalam menangkal beredarnya kabar hoaks di masyarakat melalui laman http://www.surabaya.go.id dan media sosial berupa sapawarga di Facebook dan Twitter.
     
"Sapawarga dan juga bekerja sama dengan Bagian Humas (Bangga Surabaya). Kami sampaikan ke masyarakat jika ada berita-berita yang tidak benar," kata dia.
     
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPB Linmas Kota Surabaya Hendry Simanjuntak mengatakan selama ini jika ada isu yang ramai dibincangkan masyarakat, baik melalui media sosial atau aplikasi messenger, pihaknya langsung melakukan cek dan ricek kebenaran berita tersebut. 
     
"Kami sering ditugaskan untuk melakukan cek dan ricek apabila ada suatu berita atau informasi yang meresahkan masyarakat," katanya.
     
Ia mencontohkan adanya kabar air kolam renang yang dapat bergerak sendiri di Puslatdiksarmil TNI AL Juanda Surabaya beberapa waktu lalu, pihaknya langsung melakukan pengecekan ke lokasi dan berkoordinasi dengan pihak BMKG maupun pengelola kolam renang, untuk memastikan kebenaran berita tersebut. 
     
"Jadi kami sampaikan kebenaran berita atau informasi dengan cek dan ricek sumber berita itu. Apabila kondisinya sudah meresahkan warga," ujarnya.
     
Selain itu, lanjut dia, beberapa waktu lalu juga ramai dibincangkan masyarakat terkait hasil penelitian dari Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) yang menyebut adanya dua patahan aktif di Surabaya. Kendati demikian, ia mengaku langsung melakukan cek dan ricek untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut. 
     
"Bahwa memang benar kalau Surabaya dilintasi dua patahan aktif, yakni sesar Waru dan Surabaya," katanya.
     
Penelitian dari ITS juga menyebutkan, jika Surabaya terjadi gempa, maksimal hanya mencapai 6,5 skala richter, namun tidak berpotensi tsunami sebab syarat untuk terjadi tsunami minimal 7,5 skala richter.
     
Kendati begitu, kata dia, pihaknya langsung melakukan sosialisasi mitigasi bencana ke masyarakat. Ia berharap agar masyarakat tidak perlu resah adanya informasi dua patahan aktif tersebut. 
     
"Jadi tugas kami menyampaikan kebenaran berita, sehingga nantinya diharapkan masyarakat tidak resah terhadap adanya berita-berita hoaks," katanya. (*)


 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018