Surabaya (Antaranews Jatim) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, La Nyalla Mahmud Mattalitti menyoroti kritik beberapa kalangan terkait ajang pertemuan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) Annual Meeting di Bali yang terlalu berlebihan. 
   
"Kalau saya sih sederhana saja, boleh mengkritik asalkan proporsional. Jangan pokoknya kritik pemerintah. Lihat dulu dengan jernih. Baca dan pahami agendanya. Apa saja yang akan dibahas. Apa advantage yang didapat bagi Indonesia. Harus dilihat secara utuh dulu. Lalu apa kurangnya, baru kita beri masukan atau kritik pada proporsinya," kata La Nyalla kepada wartawan di Surabaya, Selasa. 
     
La Nyalla mengakui, negeri ini sekarang sedang berduka karena bencana yang menimpa saudara-saudara kita di Sulawesi Tengah, sehingga perlu didorong dan awasi pemerintah untuk memastikan penanganan pascabencana berjalan baik. 
   
"Tapi di sisi lain, agenda-agenda penting terkait ekonomi bangsa juga harus berjalan. Termasuk agenda pertemuan IMF dan Bank Dunia itu," kata dia, menjelaskan. 
     
Bagi Indonesia, kata dia, pertemuan di Bali bisa menjadi jembatan untuk menjalin banyak kerja sama strategis dengan berbagai negara serta lembaga kredibel di seluruh dunia. 
   
"Salah satu contoh, pertemuan itu dimanfaatkan Bank Mandiri untuk menjaring pendanaan bagi BUMN-BUMN, khususnya di sektor infrastruktur. Total nilai investasi yang akan dijaring diperkirakan mencapai Rp200 triliun," kata La Nyalla yang juga mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur.
       
La Nyalla meminta semua pihak tidak berlebihan dalam mengkritik biaya penyelenggaraan acara tersebut. 
   
"Justru yang harus diperhatikan adalah dana besar sekitar 70 juta dolar AS itu dibelanjakan semuanya di Indonesia. Mulai dari sewa hotel, transportasi, konsumsi, hiburan, pameran, sampai suvenir," katanya. 
     
Pertemuan itu, kata dia, juga akan membuat perputaran ekonomi di Bali karena kehadiran 18.000 delegasi dari berbagai negara. 
     
"Mereka pasti belanja makanan, belanja oleh-oleh. Dan dari Jatim ini ada beberapa UMKM yang diberangkatkan ke Bali untuk ikut pameran sehingga produknya bisa dibeli langsung maupun kontrak jangka panjang oleh delegasi luar negeri," katanya. 
   
Oleh karena itu, ia meminta semua pihak jangan membentuk opini yang menyesatkan, sebab dana penyelenggaraan itu sama sekali bukan untuk uang saku delegasi IMF dan WB. (*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018