Ngawi (Antaranews Jatim) - Sejumah petani di Desa Kasreman, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur beralih menanam melon di lahannya karena dinilai lebih menguntungkan dari pada padi saat musim kemarau seperti yang berlangsung kini.

Petani desa Kasreman, Sriyono, Senin, mengatakan luas lahan sawah yang telah dialihkan untuk bercocok tanan melon di desanya mencapai 15 hektare.

"Dengan menanam melon, area sawah kami tetap produktif dan menguntungkan," ujarnya.

Menurut dia, petani sengaja tidak menanam padi saat musim kemarau karena untuk mengindari kerugian gagal panen akibat kekurangan air.

Untuk itu, agar lahan tetap produkif, maka para petani beralih menanam palawija ataupun tanaman hortikultura.

Adapun, buah melon dipilih karena komoditas tersebut cocok ditanam di musim kemarau. Yakni tahan cuaca panas dan tidak membutuhkan banyak air seperti halnya saat menanam padi.

Rata-rata para petani di desa tersebut memiliki lahan berkisar setengah hingga dua hektare. Di tingkat petani, satu kilogram melon dijual dengan harga Rp5.000 hingga Rp6.000.

Harga tersebut naik Rp2.000 jika dibandingkan dengan musim penghujan yang hanya mencapai Rp4.000 per kilogramnya.

"Saat ini sedang masa panen. Harganya juga bagus karena memasuki musim kemarau dan banyak permintaan," katanya.

Petani melon lainnya, Suroto mengaku, pada September 2018 merupakan panen yang kedua selama musim kemarau berlangsung.

Meski demikian, para petani tetap harus waspada dengan hama tikus yang menyerang buah melon siap panen.

"Pengganggunya itu tikus. Meski sudah dikasih jebakan, tetap saja merusak buah melon. Jadi hamanya itu tikus," kata Suroto.

Pihaknya menambahkan para petani di daerah setempat, akan berhenti menanam melon, setelah musim hujan tiba. Dan setelah itu beralih kembali menanam padi.

Adapun, wilayah sawah di Kabupaten Ngawi yang biasanya digunakan petani untuk beralih menanam melon di antaranya terdapat di Kecamatan Geneng, Kwadungan, dan Widodaren. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018