Pamekasan (Antaranews Jatim) - Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, Jawa Timur menyatakan, hingga kini sudah terjadi 78 kasus kebakaran di Pamekasan selama kemarau 2018.

"Hari ini saja sebanyak tiga kasus kejadian kebakaran terjadi di Pamekasan, yakni di Desa Samatan, Kecamatan Proppo, di Desa Panglegur, Kecamatan Tlanakan dan di Desa Peltong, Kecamatan Larangan," kata Koordinator TRC BPBD Pemkab Pamekasan Budi Cahyono kepada Antara di Pamekasan, Madura, Jatim, Jumat siang.

Kasus kebakaran di tiga lokasi berbeda ini hampir terjadi secara bersamaan, sehingga pihaknya terpaksa membagi penanganan kasus itu. Sedangkan mobil pemadam yang tersedia terbatas.

Budi menjelaskan, kebakaran yang terjadi di Pamekasan selama ini umumnya kebaran hutan, dan lahan gambut.

Penyebabnya karena ulah manusia yang membakar sampah secara sembarangan, sehingga api merembet melalui rumput-rumput kering.

"Seperti kasus kebakaran yang terjadi di Desa Samatan, Kecamatan Proppo tadi. Itu kan terjadi akibat ada warga yang membakar sampah, lalu api menjalar melalui rumput-rumput kering hingga ilalang kering yang ada di sekitar lokasi itu," ujar Budi.

Akibatnya, api dengan cepat membakar semua ilalang lalu mendekati perkampungan warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian itu.

Oleh karena itu, pihaknya meminta agar masyarakat yang hendak membakar sampah berhati-hati, karena di saat kemarau seperti sekarang ini, mudah terjadi kebakaran.

Di samping suhu udara memang panas, tiupan angin juga sangat kencang, sehingga kebakaran dengan sangat mudah terjadi.

Hanya saja, sambung dia, meski di Pamekasan sering terjadi kebakaran, penanganan musibah kebakaran itu bisa segera diatasi berkat kemajuan teknologi.

"Biasanya jika terjadi kebaran, warga yang mengetahui adanya kejadian itu langsung mengirim rekaman video kepada kami, dan kami langsung bergerak menuju lokasi kejadian," katanya.

Berbeda sambung dia, dengan kasus-kasus kebakaran yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya.

"Kalau dulu kan laporan kejadian kebakaran hanya melalui telepon dan banyak warga yang menyampaikan informasi secara tidak benar, sehingga petugas tim pemadam kami sering dibohongi," katanya.

"Jadi, alat komunikasi yang canggih seperti telepon pintar, juga sangat membantu kami dalam mengatasi kasus kebakaran di Pamekasan," kata Budi, menjelaskan.

Sementara itu, mengenai keterbatasan mobil pemadam kebajaran di Pamekasan, Ketua Komisi I DPRD Pamekasan Ismail meminta, agar Pemkab Pamekasan segera mengajukan anggaran pada perubahan anggaran keuangan (PAK) 2018.

"Selain karena kasus kebakaran semakin marak, mobil pemadam yang tersedia saat ini juga sudah tidak sehat," katanya, menjelaskan. (*)

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018