Batam, (Antara) - "Greater Batam", Provinsi Kepulauan Riau, dipersiapkan sebagai "kantong" wisatawan mancanegara (wisman) selain Pulau Dewata, Bali dalam upaya mencapai target kunjungan 17 wisman tahun ini.
"Selain Bali beberapa destinasi salah satunya Batam dipersiapkan untuk menjadi destinasi penyumbang wisman terbesar untuk bisa mencapai target kunjungan wisman kita," kata Kepala Biro Komunikasi Publik (Komblik) Kemenpar Guntur Sakti dalam "Workshop Sosialisasi Kebijakan Kemenpar" kepada media di Greater Batam, Provinsi Kepulauan Riau, yang berlangsung di Radisson Golf & Convention Center Batam, Jumat malam.
Untuk kepentingan itu, pihaknya menerapkan program marketing khusus 2018 yaitu insentif kepada airlines dan "wholesaler, Visit Wonderful Indonesia-Hot Deals", dan "Competing Destination Model" (CDM).
Guntur Sakti mengatakan, tiga program marketing khusus melibatkan semua pemangku kepentingan yaitu kalangan akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media sebagai kekuatan pentahelix.
"Kerja sama semua unsur pariwisata sebagai Indonesia Incorporated menjadi kekuatan dalam mewujudkan pariwisata sebagai 'leading sector' perekonomian nasional," tutur Guntur Sakti.
Guntur Sakti menjelaskan untuk mencapai target 17 juta wisman pada tahun ini, pariwisata harus didorong agar tumbuh hingga mencapai 21 persen dari capaian kunjungan wisman pada 2017 sebesar 14,04 persen. Target pertumbuhan 21 persen jauh di atas pertumbuhan pariwisata regional ASEAN sebesar 7 persen dan dunia 6,4 persen.
"Untuk mencapai target tersebut diperlukan strategi marketing khusus. Inilah yang sering disampaikan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Hasil yang luar biasa, tidak bisa dicapai dengan cara-cara biasa," ucap Guntur Sakti.
Pihaknya telah menetapkan tiga program marketing khusus untuk mengejar 17 juta kunjungan wisman 2018. Pertama, program insentif kepada airlines dan "wholesaler" sebagai upaya mengejar pertumbuhan. Saat ini Kemenpar telah melakukan penandatanganan kerja sama dengan 15 airlines dan 8 wholesaler.
Dalam program ini komitmen dari airlines dan wholesaler akan menghasilkan proyeksi sebesar 730.669 "pax" wisman pada periode Agustus – Desember 2018.
Melalui kerja sama ini dilakukan promosi terpadu dilaksanakan bersama-sama dalam bentuk "sales mission", "trade show", festival, "Fam Trip", publikasi, dan pemberian insentif.
Program kedua yakni "ViWI" atau "Visit Wonderful Indonesia-Hot Deals" sebagai upaya mengoptimalkan kapasitas yang menganggur.
Ketika "idle capacity" pada faktor 3A (Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas) digabungkan dan dimanfaatkan dalam sebuah platform maka akan tersedia layanan turisme yang mudah dan murah, sehingga menjadi hal yang atraktif dan kompetitif dalam meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara.
Program Hot Deals ini dilakukan di tiga pintu utama bagi kunjungan wisman yaitu Great Bali yang memberikan kontribusi wisman sebesar 40 persen, Great Jakarta 30 persen, dan Great Kepri 20 persen.
Dengan paket Hot Deals Kepri, Paket Hot Deals Bali, dan Paket Hot Deals Jakarta diharapkan dapat mengejar target kunjungan wisman sebesar 2,5 juta pada 2018. Guntur Sakti menerangkan untuk menangani masing-masing paket Hot Deals telah ditunjuk "Organizing Committee" (OC) untuk mengelola termasuk melakukan monitoring dan evaluasi.
OC Hot Deals Bali dan Jakarta akan mulai bertugas pada Agustus - Desember 2018, sedangkan OC Hot Deals Kepri telah bertugas sejak April 2018, dengan pencapaian hingga 20 Juli 2018 sebesar 141.180 (EoY: 28,4 persen) wisman dari seluruh fokus pasar.
"Paket Hot Deals Kepri yang sudah mengandung unsur 3A adalah Paket Hot Deals Kepri dengan target 500.000 wisman," ujarnya.
Faktor aksesibilitas pada Paket Hot Deals Kepri menggunakan moda transportasi Ferry, sementara paket Hot Deals Bali dan Jakarta dengan target masing-masing 1 juta harus dilengkapi dengan faktor aksesibilitas yaitu airlines.
Paket Hot Deals dipromosikan melalui "sales meeting, consumer selling", penjualan tiket pada counter-counter di pelabuhan, dan promosi pada media cetak, elektronik, dan daring.
Program ketiga yakni Competing Destination Model (CDM) sebagai upaya mengakuisisi pelanggan dengan metode yang dilakukan penyedia platform data driven marketing dalam mengarahkan calon wisatawan mancanegara yang sudah memiliki tujuan wisata ke destinasi tertentu.
Dengan CDM memungkinkan untuk mengambil data trevellers dari berbagai sumber daring, profiling, dan segmentasi data travellers, dan menargetkan travellers dengan kampanye iklan yang tepat sasaran.
"Saat ini Kemenpar akan bekerja sama dengan penyedia metode CDM dalam pencapaian target tambahan kunjungan wisman diperkirakan mencapai 1 juta wisman," jelas Menpar Arief Yahya, sebelumnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Selain Bali beberapa destinasi salah satunya Batam dipersiapkan untuk menjadi destinasi penyumbang wisman terbesar untuk bisa mencapai target kunjungan wisman kita," kata Kepala Biro Komunikasi Publik (Komblik) Kemenpar Guntur Sakti dalam "Workshop Sosialisasi Kebijakan Kemenpar" kepada media di Greater Batam, Provinsi Kepulauan Riau, yang berlangsung di Radisson Golf & Convention Center Batam, Jumat malam.
Untuk kepentingan itu, pihaknya menerapkan program marketing khusus 2018 yaitu insentif kepada airlines dan "wholesaler, Visit Wonderful Indonesia-Hot Deals", dan "Competing Destination Model" (CDM).
Guntur Sakti mengatakan, tiga program marketing khusus melibatkan semua pemangku kepentingan yaitu kalangan akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media sebagai kekuatan pentahelix.
"Kerja sama semua unsur pariwisata sebagai Indonesia Incorporated menjadi kekuatan dalam mewujudkan pariwisata sebagai 'leading sector' perekonomian nasional," tutur Guntur Sakti.
Guntur Sakti menjelaskan untuk mencapai target 17 juta wisman pada tahun ini, pariwisata harus didorong agar tumbuh hingga mencapai 21 persen dari capaian kunjungan wisman pada 2017 sebesar 14,04 persen. Target pertumbuhan 21 persen jauh di atas pertumbuhan pariwisata regional ASEAN sebesar 7 persen dan dunia 6,4 persen.
"Untuk mencapai target tersebut diperlukan strategi marketing khusus. Inilah yang sering disampaikan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Hasil yang luar biasa, tidak bisa dicapai dengan cara-cara biasa," ucap Guntur Sakti.
Pihaknya telah menetapkan tiga program marketing khusus untuk mengejar 17 juta kunjungan wisman 2018. Pertama, program insentif kepada airlines dan "wholesaler" sebagai upaya mengejar pertumbuhan. Saat ini Kemenpar telah melakukan penandatanganan kerja sama dengan 15 airlines dan 8 wholesaler.
Dalam program ini komitmen dari airlines dan wholesaler akan menghasilkan proyeksi sebesar 730.669 "pax" wisman pada periode Agustus – Desember 2018.
Melalui kerja sama ini dilakukan promosi terpadu dilaksanakan bersama-sama dalam bentuk "sales mission", "trade show", festival, "Fam Trip", publikasi, dan pemberian insentif.
Program kedua yakni "ViWI" atau "Visit Wonderful Indonesia-Hot Deals" sebagai upaya mengoptimalkan kapasitas yang menganggur.
Ketika "idle capacity" pada faktor 3A (Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas) digabungkan dan dimanfaatkan dalam sebuah platform maka akan tersedia layanan turisme yang mudah dan murah, sehingga menjadi hal yang atraktif dan kompetitif dalam meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara.
Program Hot Deals ini dilakukan di tiga pintu utama bagi kunjungan wisman yaitu Great Bali yang memberikan kontribusi wisman sebesar 40 persen, Great Jakarta 30 persen, dan Great Kepri 20 persen.
Dengan paket Hot Deals Kepri, Paket Hot Deals Bali, dan Paket Hot Deals Jakarta diharapkan dapat mengejar target kunjungan wisman sebesar 2,5 juta pada 2018. Guntur Sakti menerangkan untuk menangani masing-masing paket Hot Deals telah ditunjuk "Organizing Committee" (OC) untuk mengelola termasuk melakukan monitoring dan evaluasi.
OC Hot Deals Bali dan Jakarta akan mulai bertugas pada Agustus - Desember 2018, sedangkan OC Hot Deals Kepri telah bertugas sejak April 2018, dengan pencapaian hingga 20 Juli 2018 sebesar 141.180 (EoY: 28,4 persen) wisman dari seluruh fokus pasar.
"Paket Hot Deals Kepri yang sudah mengandung unsur 3A adalah Paket Hot Deals Kepri dengan target 500.000 wisman," ujarnya.
Faktor aksesibilitas pada Paket Hot Deals Kepri menggunakan moda transportasi Ferry, sementara paket Hot Deals Bali dan Jakarta dengan target masing-masing 1 juta harus dilengkapi dengan faktor aksesibilitas yaitu airlines.
Paket Hot Deals dipromosikan melalui "sales meeting, consumer selling", penjualan tiket pada counter-counter di pelabuhan, dan promosi pada media cetak, elektronik, dan daring.
Program ketiga yakni Competing Destination Model (CDM) sebagai upaya mengakuisisi pelanggan dengan metode yang dilakukan penyedia platform data driven marketing dalam mengarahkan calon wisatawan mancanegara yang sudah memiliki tujuan wisata ke destinasi tertentu.
Dengan CDM memungkinkan untuk mengambil data trevellers dari berbagai sumber daring, profiling, dan segmentasi data travellers, dan menargetkan travellers dengan kampanye iklan yang tepat sasaran.
"Saat ini Kemenpar akan bekerja sama dengan penyedia metode CDM dalam pencapaian target tambahan kunjungan wisman diperkirakan mencapai 1 juta wisman," jelas Menpar Arief Yahya, sebelumnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018