Trenggalek (Antaranews Jatim) - Sejumlah pedagang yang menjadi korban kebakaran Pasar Pon Trenggalek, Jawa Timur mengaku mengalami kerugian sangat besar dan berharap mendapat kompensasi atau minimal bantuan permodalan dari pemerintah dengan syarat bunga ringan.

"Kalau saja ada semacam ganti rugi, setidaknya 20-30 persen dari nilai kerugian yang kami alami, itu akan sangat membantu," kata Nanik Kustiana, salah satu pedagang Pasar Pon yang menjadi korban kebakaran saat dikonfirmasi awak media di Trenggalek, Minggu.

Hal serupa disampaikan korban kebakaran lainnya. Salah satunya dari Muhammad Indra, pedagang aksesoris pakaian yang seluruh barang dagangannya ikut ludes dilalap si jago merah dalam peristiwa kebakaran pada Sabtu (25/8).

Meski tak yakin ada ganti-rugi dari pemerintah, Indra dan beberapa pedagang lain berharap mendapat bantuan permodalan.

"Modal saya habis. Sehari sebelum kebakaran barang dagangan saya berupa sepatu-sandal senilai Rp50 juta baru datang. Selain itu ada dagangan sepatu senilai Rp20 juta yang sudah dikemas dan siap kirim, ikut ludes terbakar," ucap Indra.

Nanik Kustiana bahkan mengaku merugi cukup besar. Klaim dia, total asetnya yang hangus terbakar mencapai kisaran Rp300 juta.

Sejumlah pedagang tak hanya kehilangan seluruh barang dagangan berikut seluruh aset dalam setiap kios yang dimiliki.

Tak jarang pedagang juga menyimpan uang hingga jutaan rupiah di dalam kios sebagai modal usaha yang akan terus diputar untuk transaksi di hari berikutnya.

"Kami pesimis, namun tetap berharap. Pedagang sini sudah pernah mencoba mengasuransikan barang dagangan mereka ke pihak asuransi, namun selalu ditolak," tutur Sekretaris Paguyuban Pedagang Pasar Pon Trenggalek Muhajirin.

Muhajirin mengatakan, banyak pedagang yang menyesalkan insiden kebakaran terjadi.

Pasalnya, tidak lama lagi mereka sudah akan direlokasi sebagai bagian program revitalisasi Pasar Pon yang akan dibangun total pada 2019.

"Sayang kebakaran ini terjadi. Padahal sebentar lagi direlokasi. Seluruh pedagang sudah setuju (pindah), tidak ada satupun yang menentang," ujarnya.

Kebakaran yang terjadi pada Sabtu (25/8) dini hari itu menyebabkan hampir 700 kios dan lapak pedagang ludes dilalap api. Terutama di area dalam pasar, semua rata dengan tanah dan hanya menyisakan puing-puing.

Hanya beberapa kios yang masih utuh.

Menurut penjelasan Kabag Protokol dan Rumah Tangga Pemkab Trenggalek Triadi Atmono, total kerugian sementara yang dicatat tim gabungan di posko pengaduan bencana kebakaran Pasar Pon per Minggu sore tercatat mencapai Rp66,3 miliar.

"Jumlah kerugian masih bisa bertambah karena laporan dari pedagang yang menjadi korban kebakaran terus masuk," kata Triadi Atmono.

Ia mengatakan, sudah ada 424 pedagang yang melapor ke posko bencana, tak jauh dari lokasi kebakaran.

Namun soal harapan pedagang soal ganti-rugi maupun bantuan permodalan, Triadi mengatakan semua aspirasi telah ditampung dan saat ini Pemkab Trenggalek sedang mengomunikasikan masalah tersebut dengan pihak perbankan.

"Nanti segera akan kita koordinasikan dengan pihak perbankan guna mencari solusi untuk permodalan bagi para pedagang yang menjadi korban," kata Triadi. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018