Jakarta (Antaranews Jatim) - Tim  bola basket putri Indonesia kembali menelan kekalahan ketika melakoni laga kedua penyisihan Grup X Asian Games 2018 dengan menyerah 73-85 kepada Kazakhstan di Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu.
    
Asisten Pelatih timnas basket putri Indonesia, Andre Yuwadi, menyebutkan beberapa faktor kegagalan Indonesia meraup kemenangan. Padahal partai melawan Kazakhstan sebetulnya dibidik sebagai salah satu dari dua pertandingan yang harus dimenangi demi mencapai fase perempat final.
    
1. Keliru pakai zone defense

Menurut Andre, Indonesia terlanjur banyak menerapkan pertahanan dengan pola zone defense alias menjaga berdasar area ketimbang memilih menjaga satu per satu pemain lawan di paruh awal laga dan ketika bertransisi ke man-to-man waktu yang tersisa tidak terlalu banyak.
    
"Kita banyak pakai zone defense yang ternyata nggak efektif. Pada saat kuarter ketiga kita adjust ke man-to-man, sempat masih kena banyak bolong, tapi pelan-pelan agak bisa efektif dengan double team buat mereka main cepat. Tapi waktunya terlanjur tinggal sedikit," kata Andre.
    
2. Terlambat panas

Andre juga mengakui bahwa Natasha Debby Christaline dkk terlambat panas atau terlambat mendapatkan ritme permainan yang diinginkan.
    
"Boleh dikatakan seperti itu, telat panas. Dan ketika udah dapat ritme mainnya, terlanjur jauh di kuarter keempat," katanya.
    
3. Perbedaan postur badan

Andre tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa postur tinggi badan para pemain Indonesia dengan pemain Kazakhstan berbeda jauh, yang menimbulkan dua hal yakni tekanan ketika melakukan percobaan tembakan serta gagalnya merebut rebound ketika dalam posisi menyerang.
    
"Kita sebetulnya tadi lead steal banyak, tapi lawan tinggi-tinggi. Banyak kena susah di situ. Lantaran postur lawan tinggi juga, jadi anak-anak seolah terkena tekanan dan pas attempt terburu-buru," pungkasnya. (*)

Pewarta: Gilang Galiartha

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018