Surabaya (Antaranews Jatim) - Bakal Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin disarankan melepas jabatan Rais Aam Nahdlatul Ulama (NU), setelah resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum untuk mendampingi Bakal Calon Presiden Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2019, kata tokoh masyarakat.

Ketua Dewan Penasehat Pengurus Besar Pergerakan Penganut Khittah Nahdliyyah Chairul Anam menyebut langkah ini perlu segera dilakukan demi menjaga ketenangan dan keutuhan nahdliyin, serta terjaganya orisinalitas wasiat "Al Maghfur Lahum" para ulama sepuh yang telah berjuang keras membawa NU kembali ke khitthah 1926.

"Posisi Rais Aam adalah jabatan tertinggi di lingkungan NU, sekaligus amanah yang harus ditunaikan dalam masa khitmad tertentu. Sebelum memangku jabatan ini, diikat terlebih dahulu dengan ikrar, janji dan bai `at serta dibalut kontrak jam`iyah, yang tidak boleh dikonversi langsung maupun tidak langsung dengan jabatan politik apapun," katanya kepada wartawan di Surabaya, Senin.

Dia berharap Rais Aam NU pengganti Ma`ruf Amin nantinya adalah kiai yang memiliki daya juang dan bisa menyelamatkan NU, serta bisa menjadi penyambung suara langit.

Selain itu, Cak Anam, sapaan akrabnya, juga menganjurkan Kiai Ma`ruf Amin ke depan tidak perlu mengajak atau menggiring warga NU yang telah dewasa dalam menentukan pilihan politiknya untuk berpihak kepada beberapa partai polit?k, khususnya pada pelaksanaan kontestasi Pemilihan Presiden mendatang .

"Banyak kader NU yang membangun karier di beberapa partai politik, lalu diajak kembali ke Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB. Ajakan seperti itu akan menimbulkan goncangan dan kesan kurang baik," tutur mantan Ketua Gerakan Pemuda Anshor Jatim, yang juga pernah menjadi Ketua PKB Jatim itu. (*)

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018