Surabaya (Antaranews Jatim) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia untuk bersama-sama mengidentifikasi penyebaran paham radikal di sekitar mereka.
"Mahasiswa atau dosen perlu mengidentifikasi penyebaran paham-paham itu di sekeliling mereka sehingga mereka bisa tahu persis dan bahkan bisa mencegah upaya penyebaran paham radikal," kata Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius saat ditemui di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Surabaya, Selasa.
Sinergi untuk bersama-sama mengidentifikasi penyebaran paham radikal itu, kata Suhardi, untuk menyelamatkan generasi muda yang masih labil dalam emosinya dan mempunyai rasa keinginan tahuan lebih tidak menjadi target dari cuci otak kelompok radikal.
"Jangan sampai akibat nila setitik rusak susu sebelanga. Maka kita perlu siapkan mereka, para generasi muda," katanya.
Suhardi menjelaskan, identifikasi itu dengan mengajari anak muda untuk mengenali, memilah dan memilih informasi yang masuk melalui teknologi digital yang membuat kondisi saat ini carut marut.
Pihaknya telah menyampaikan kepada para rektor dan wakil rektor perguruan tinggi terkait fakta-fakta tentang penyebaran paham radikalisme yang dilakukan kelompom teroris. Dari pertemuan itu diharapkan membentuk pola yang seragam dalam pencegahan radikalisme.
"Kemenristekdikti akan mengumpulkan semua karakter sehingga ada satu pola seragam untuk seluruh pendidikan tinggi di Indonesia. Salah satunya mungkin dalam bentuk kurikulum. Kalau di Kemendikbud ada pendidikan penguatan karakter. Nantinya akan ada konten-konten bagaimana mencegah paham itu masuk." katanya.
Pola lain yang dapat mencegah paham radikalisme, lanjut Suhardi ialah dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi muda agar memiliki rasa cinta tanah air.
"Itu sudah dirumuskan oleh Mendikbud dan kita monitoring tapi jangan kita yang masuk, nanti kesannya kita yang ingin memberikan pemulihan-pemulihan malah membuat ketakutan juga kepada masyarakat karena generasi ini generasi penerus dan di tangan merekalah Indonesia," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Mahasiswa atau dosen perlu mengidentifikasi penyebaran paham-paham itu di sekeliling mereka sehingga mereka bisa tahu persis dan bahkan bisa mencegah upaya penyebaran paham radikal," kata Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius saat ditemui di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Surabaya, Selasa.
Sinergi untuk bersama-sama mengidentifikasi penyebaran paham radikal itu, kata Suhardi, untuk menyelamatkan generasi muda yang masih labil dalam emosinya dan mempunyai rasa keinginan tahuan lebih tidak menjadi target dari cuci otak kelompok radikal.
"Jangan sampai akibat nila setitik rusak susu sebelanga. Maka kita perlu siapkan mereka, para generasi muda," katanya.
Suhardi menjelaskan, identifikasi itu dengan mengajari anak muda untuk mengenali, memilah dan memilih informasi yang masuk melalui teknologi digital yang membuat kondisi saat ini carut marut.
Pihaknya telah menyampaikan kepada para rektor dan wakil rektor perguruan tinggi terkait fakta-fakta tentang penyebaran paham radikalisme yang dilakukan kelompom teroris. Dari pertemuan itu diharapkan membentuk pola yang seragam dalam pencegahan radikalisme.
"Kemenristekdikti akan mengumpulkan semua karakter sehingga ada satu pola seragam untuk seluruh pendidikan tinggi di Indonesia. Salah satunya mungkin dalam bentuk kurikulum. Kalau di Kemendikbud ada pendidikan penguatan karakter. Nantinya akan ada konten-konten bagaimana mencegah paham itu masuk." katanya.
Pola lain yang dapat mencegah paham radikalisme, lanjut Suhardi ialah dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi muda agar memiliki rasa cinta tanah air.
"Itu sudah dirumuskan oleh Mendikbud dan kita monitoring tapi jangan kita yang masuk, nanti kesannya kita yang ingin memberikan pemulihan-pemulihan malah membuat ketakutan juga kepada masyarakat karena generasi ini generasi penerus dan di tangan merekalah Indonesia," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018