Kediri (Antaranews Jatim) - PT Gudang Garam, Tbk, Kediri, Jawa Timur, membagikan dividen tunai tahun buku 2017 sekitar Rp5 triliun, atau Rp2.600 per saham.
Besaran dividen tersebut terungkap dalam konferensi pers setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Gudang Garam, Tbk di Hotel Grand Surya Kediri, Selasa.
"Kalau Anda menilainya sama (dengan tahun lalu), penjelasannya sama dengan yang dulu. Kalau saham perusahaan lain, ini gudang garam, saya tidak punya hak untuk jawab," kata Direksi PT Gudang Garam Heru Budiman mengenai nilai dividen yang cenderung sama dengan tahun sebelumnya.
Dalam RUPS untuk tahun buku 2016, dividen yang dibagikan adalah Rp5.002.628.800.000, dengan besar dividen yang diterima pemegang saham senilai Rp2.600 per saham. Nominal itu sama dengan dividen 2017.
Heru menyatakan, direksi tetap bersyukur dividen yang dibagikan bisa di angka Rp2.600 per saham, sebab sebelumnya hanya di angka Rp800. Pihaknya menampik besaran dividen yang cenderung stagnan itu dikarenakan industri rokok saat ini lesu.
"Pasar macam-macam, ada yang positif, negatif, jadi untuk kami sendiri sebagai perusahaan, yang kami tahu kinerja yang dilakukan akan dinilai para pemegang saham. Penilaian seperti apa, susah ditebak," ujarnya.
Sementara itu, Direksi lainnya, Istata Taswin Siddharta menambahkan perusahaan tidak terpengaruh dengan pergerakan harga saham industri rokok. Selama ini, pasar tidak tentu, tergantung situasi yang memengaruhinya.
"Secara fundamental, kami tidak melihat (faktor) signifikan yang mempengaruhi (harga saham) naik atau turun Pasar kadang-kadang bereaksi beda dengan fundamental. Jika fundamental positif, pasar bereaksi negatif dan sebaliknya," kata Istata.
Konferensi pers itu dihadiri empat jajaran direksi, yakni Slamet Budiono, Heru Budiman, Istata Taswin Siddharta, dan Heri Susianto.
RUPS menerima baik laporan direksi mengenai jalannya usaha perseroan selama tahun buku yang berakhir 31 Desember 2017.
Selain itu, menyetujui dan mengesahkan neraca dan perhitungan laba rugi perseroan untuk tahun buku 31 Desember 2017 yang telah diaudit oleh Tohana Widjaja dari Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja dan Rekan.
Terdapat juga putusan tentang pembagian dividen dan menunjuk kembali kantor akuntan publik Siddharta Widjaja dan Rekan sebagai auditor perseroan untuk tahun buku 2018 atau penggantinya yang telah ditunjuk oleh dewan komisaris.
Dalam RUPS tersebut tidak ada putusan mengenai perubahan komposisi direksi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Besaran dividen tersebut terungkap dalam konferensi pers setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Gudang Garam, Tbk di Hotel Grand Surya Kediri, Selasa.
"Kalau Anda menilainya sama (dengan tahun lalu), penjelasannya sama dengan yang dulu. Kalau saham perusahaan lain, ini gudang garam, saya tidak punya hak untuk jawab," kata Direksi PT Gudang Garam Heru Budiman mengenai nilai dividen yang cenderung sama dengan tahun sebelumnya.
Dalam RUPS untuk tahun buku 2016, dividen yang dibagikan adalah Rp5.002.628.800.000, dengan besar dividen yang diterima pemegang saham senilai Rp2.600 per saham. Nominal itu sama dengan dividen 2017.
Heru menyatakan, direksi tetap bersyukur dividen yang dibagikan bisa di angka Rp2.600 per saham, sebab sebelumnya hanya di angka Rp800. Pihaknya menampik besaran dividen yang cenderung stagnan itu dikarenakan industri rokok saat ini lesu.
"Pasar macam-macam, ada yang positif, negatif, jadi untuk kami sendiri sebagai perusahaan, yang kami tahu kinerja yang dilakukan akan dinilai para pemegang saham. Penilaian seperti apa, susah ditebak," ujarnya.
Sementara itu, Direksi lainnya, Istata Taswin Siddharta menambahkan perusahaan tidak terpengaruh dengan pergerakan harga saham industri rokok. Selama ini, pasar tidak tentu, tergantung situasi yang memengaruhinya.
"Secara fundamental, kami tidak melihat (faktor) signifikan yang mempengaruhi (harga saham) naik atau turun Pasar kadang-kadang bereaksi beda dengan fundamental. Jika fundamental positif, pasar bereaksi negatif dan sebaliknya," kata Istata.
Konferensi pers itu dihadiri empat jajaran direksi, yakni Slamet Budiono, Heru Budiman, Istata Taswin Siddharta, dan Heri Susianto.
RUPS menerima baik laporan direksi mengenai jalannya usaha perseroan selama tahun buku yang berakhir 31 Desember 2017.
Selain itu, menyetujui dan mengesahkan neraca dan perhitungan laba rugi perseroan untuk tahun buku 31 Desember 2017 yang telah diaudit oleh Tohana Widjaja dari Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja dan Rekan.
Terdapat juga putusan tentang pembagian dividen dan menunjuk kembali kantor akuntan publik Siddharta Widjaja dan Rekan sebagai auditor perseroan untuk tahun buku 2018 atau penggantinya yang telah ditunjuk oleh dewan komisaris.
Dalam RUPS tersebut tidak ada putusan mengenai perubahan komposisi direksi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018