Jakarta (Antara) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah sebesar 27 poin, sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin dibuka menguat sebesar 28,5 poin. 

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah sebesar 27 poin menjadi Rp14.113 dibanding posisi sebelumnya Rp14.086 per dolar AS.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri di Jakarta, Senin, mengatakan depresiasi nilai tukar rupiaht terhadap dolar tersebut dipicu faktor eksternal.

"Tekanannya masih dari eksternal karena The Fed berpotensi menaikkan suku bunga lebih agresif," ujar Reny.

Selain itu, lanjut Reny, pasar juga tengah fokus menunggu rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) AS.

Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji menilai pelemahan rupiah dipicu oleh sentimen perang dagang.

"Ini lebih disebabkan oleh sentimen eksternal berupa perang dagang sehingga memicu apresiasi dolar AS terhadap berbagai instrumen mata uang negara-negara lain termasuk rupiah," ujar Nafan.

Dari domestik sendiri, analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada dalam risetny mengatakan, adanya rencana Bank Indonesia untuk melakukan relaksasi aturan uang muka Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Loan To Value (LTV) yang saat ini tengah dibahas diharapkan akan cukup membantu terapresiasinya Rupiah meski tipis.

Di sisi lain, pergerakan Rupiah juga diharapkan turut terbantu dengan pergerakan dolar AS yang melemah terimbangi kenaikan Euro. Adapun kenaikan EUR setelah dirilisnya data indeks aktivitas bisnis Jerman dan Perancis yang lebih baik dari sebelumnya serta adanya pernyataan dari sejumlah elit politik di Italia yang tidak akan meninggalkan penggunaaan EURO.

"Adanya Bank Indonesia yang berencana melakukan relaksasi LTV kembali diharapkan diikuti dengan relaksasi lainnya untuk mengurangi dampak negatif dari kenaikan suku bunga," ujar Reza. 

IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin dibuka menguat sebesar 28,5 poin atau 0,49 persen menjadi 5.850,31. 

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 7,2 poin (0,79 persen) menjadi 916,37.

Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji mengatakan, kendati sentimen perang dagang masih kuat dan menyebabkan kebanyakan bursa di regional Asia dibuka di zona negatif, sejumlah faktor global dan domestik turut memberikan sentimen positif.

"Meskipun demikian adanya kenaikan harga komoditas dunia pasca pertemuan OPEC serta penantian data neraca perdagangan RI memberikan katalis positif bagi IHSG untuk hari ini," ujar Nafan.

Sejumlah bursa regional Asia memang bergerak turun, di antaranya indeks Nikkei turun 113,08 poin (0,5 persen) ke 22.403,75, indeks Hang Seng naik 23,99 poin (0,08 persen) ke29.314,71, dan Straits Times menguat 6,21 poin (0,19 persen) ke posisi 3.281,19.

Sebelumnya, pergerakan IHSG masih dalam tren pelemahannya hingga akhir pekan lalu seiring masih adanya aksi jual dari pelaku pasar.

Belum beranjaknya sentimen negatif dari global yang diikuti dengan kenaikan tipis Rupiah yang diimbangi dengan masih tercatatnya aksi jual asing turut membuat IHSG masih berkubang di zona merah.

Bahkan adanya pengumuman Direksi baru untuk Bursa Efek Indonesia, belum cukup kuat mengangkat IHSG. Di sisi lain, masih adanya sentimen dari rencana kenaikan suku bunga acuan BI turut menahan potensi kenaikan IHSG.

Asing sendiri mencatatkan jual bersih Rp969,62 miliar dari sebelumnya jual bersih Rp 833,79 miliar pada akhir pekan lalu. IHSG Senin ini diperkirakan akan berada di kisaran 'support' 5.795-5.811 dan resisten 5.826-5.838.  (*)

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018