Madiun (Antaranews Jatim) - Lembaga Survei Proximity Surabaya menyatakan pasangan nomor 1 Maidi-Inda Raya dan pasangan nomor 2 dari jalur perseorangan Mahardika-Arief, berpeluang besar untuk memenangi Pilkada Kota Madiun 2018.

Direktur Lembaga Survei Proximity Surabaya Whima Edy Nugroho, Minggu mengatakan, realitas politik di Kota Madiun tersebut merupakan hasil survei yang dilakukan lembaganya untuk Pilkada Kota Madiun 2018. Adapun rentang waktu survei dilakukan sejak tanggal 30 Mei-11 Juni 2018.

"Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen. Untuk responden berasal dari tiga kecamatan di Kota Madiun yang terdistribusi secara proporsional di setiap kelurahan. Sehingga setiap kelurahan terwakili," ujar Whima Edy kepada wartawan.

Adapun, survei tersebut melibatkan 2.500 responden yang tersebar di 27 kelurahan se-Kota Madiun. Jumlah responden paling banyak yaitu perempuan yang mencapai 51,7 persen dan laki-laki 48,3. Survei menggunakan metode `Multistage` Random Sampling dan memiliki toleransi kesalahan atau margin `error` 1,96 persen.

"Lembaga survei kami menyebut pilkada ini akan menjadi ajang pertarungan dua pasangan calon tersebut (nomor 1 dan 2). Kalau melihat data yang lebih rinci di tiga kecamatan di Kota Madiun, terlihat adanya kejar-kejaran suara antara pasangan calon satu dan pasangan calon dua. Sedangkan untuk pasangan calon tiga suaranya konsisten buncit di tiga kecamatan dan jumlahnya tidak lebih dari 13 persen," kata Whima Edy.

Hasil survei, lanjutnya, menyebutkan pasangan calon (paslon) yang paling banyak dipilih masyarakat, atau memiliki tingkat elektabilitas paling tinggi yaitu paslon nomor urut 1 Maidi-Inda dengan 38,5 persen. Sedangkan paslon nomor dua Mahardika-Arief (Madiun Mahardika) dengan suara 35,3 persen, dan palson nomor urut tiga 11,1 persen.

Di Kecamatan Manguharjo pasangan Maidi-Inda mendapatkan suara 43,1 persen, pasangan Madiun Mahrdika 31,3 persen, dan pasangan Yusuf-Bambang 12,8 persen. Kecamatan Kartoharjo, paslon satu mendapat 33,6 persen, paslon dua 29,2 persen, dan paslon tiga 12,7 persen. Kecamatan Taman, paslon satu 38,5 persen, paslon dua 40,9 persen, dan paslon tiga 9,3 persen.

Terkait popularitas calon, dari tiga calon wali kota, kata dia, Maidi merupakan calon dengan popularitas tertinggi dengan angka 97,2 persen, disusul Mahardika 91,2 persen, dan terakhir Yusuf Rohana 80,5 persen. Sedangkan untuk calon wakil wali kota yang paling popular yaitu Inda Raya dengan angka 63,9 persen, Arief Rahman 49 persen, dan 39 untuk Bambang Wahyudi persen,.

Whima Edy menanbahkan, selain mengukur popularitas, `likeabilitas`, dan elektabilitas calon wali kota dan wakil wali kota, Proximity juga menemukan adanya keengganan warga kota untuk memilih. Lembaga survei ini menemukan salah satu penyebab keengganan warga Kota Madiun berangkat ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) karena masih menganggap pentingnya uang transportasi untuk menuju TPS.

"Kami temukan ada pemilih di kota Madiun yang tidak akan mau menyoblos kalau tidak diberi uang saku untuk datang ke TPS. Temuan itu mencapai ada 15 persen dari responden," katanya.

Sebagaimana diketahui, Pilkada Kota Madiun 2018 diikuti tiga pasangan calon. Mereka adalah paslon nomor 1 Maidi-Inda Raya yang diusung PDIP, Partai Demokrat, PKB, PAN, dan PPP. Paslon nomor urut 2 Haryadin Mahardika-Arief Rahman yang merupakan paslon dari jalur perseorangan, dan paslon nomor urut 3 Yusuf Rohana-Bambang Wahyudi yang diusung Partai Golkar, PKS, dan Partai Gerindra. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018