Blitar (Antaranews Jatim) - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj mengemukakan kemerdekaan Indonesia karena dukungan yang baik antara kaum nasionalis dan santri, sehingga dirinya meminta agar masyarakat meniru jejak Bung Karno.
Ia menilai, Presiden pertama Indonesia, Soekarno telah mencintai negara dengan pikiran dan tindakan yang konsisten serta sepenuh hati, hingga Indonesia merdeka.
"Kita harus sadar, ingat tidak boleh lupa bahwa kemerdekaan yang kita miliki juga perjuangan Soekarno dan didukung para kiai," kata KH Said ditemui di sela-sela acara Haul Ke-48 Soekarno, di makam Bung Karno, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, Rabu sore.
Ia mengatakan, NU sudah mempunyai hubungan yang sangat dekat dan baik dengan pemerintah sejak dulu. Hal itu terbukti, saat peristiwa 10 November, di mana saat itu santri juga ikut terlibat langsung memperjuangkan kemerdekaan.
Begitu juga dengan peristiwa Piagam Jakarta, yang hendak dicoret. Saat itu, KH Wahid Hasyim pulang ke Jombang, meminta pertimbangan dari KH Hasyim Asyari, yang juga ayahandanya dan setelah melalui shalat istikarah akhirnya Piagam Jakarta dicoret.
Ia juga menambahkan, persahabatan antara pendiri NU dengan Bung Karno juga akrab. Di Indonesia, tidak mungkin tanpa bersatu ulama dan santri, negara tidak bisa kuat.
"Hanya dengan bersatu, ulama, santri, dan negara ini bisa kuat, dan tidak mungkin ditangani sendiri. Kaum nasionalis saja tanpa santri tidak mungkin dan sebaliknya santri tanpa kaum nasionalis juga tidak bisa, jadi semua bersatu," ujarnya.
KH Said juga menambahkan, dirinya juga ikut ziarah makam Bung Karno. Ziarah dimaknai sebagai ibadah, mendoakan almarhum agar mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Tuhan.
Dirinya juga mengingatkan bisa terjadinya potensi perpecahan di Indonesia seperti halnya negara-negara di Timur Tengah, namun Indonesia beruntung memiliki Bung Karno yang mampu menjahit nilai-nilai nasionalisme dan religiusitas.
"Pada diri Bung Karno kita bisa menemukan bahwa antara rasa kebangsaan dan ketaatan pada agama tidaklah bertentangan. Tugas kita tinggal meneruskan, membangun, mengisi kemerdekaan ini," kata dia.
Acara haul ke-48 Bung Karno itu diselenggarakan di area makam dan istana gebang, yang merupakan rumah masa kecil Bung Karno. Acara tersebut dikemas dalam kenduri 1.001 tumpeng.
Sejumlah petinggi partai dan pejabat hadir dalam acara tersebut, misalnya, Ketua Umum DPP PDIP yang juga putri Bung Karno Megawati Soekarnoputri, Sekjend DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, seluruh pengurus partai dari pusat hingga daerah, hingga anggota legislatif dari kedua partai.
Hadir juga sejumlah menteri, misalnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly dan sejumlah menteri lainnya.
Hadir juga sejumlah pengurus NU mulai Ketua PBNU KH Said Aqil Sirodj, hingga jajaran tingkat provinsi, kota, Pengasuh Pondok Pesantren Al Amien, Ngasinan, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kota, Kediri KH Anwar Iskandar, Pengasuh PP Ploso, Kabupaten Kediri, dan sejumlah pengasuh pesantren di Kota Blitar.
Ribuan warga dari Kota Blitar serta simpatisan Bung Karno juga ikut serta memeriahkan haul tersebut. Mereka ikut acara yang digelar sore hari tersebut, walaupun hujan tidak menyurutkan langkah mereka untuk tetap ikut.
Setelah sambutan dan doa bersama, acara dilanjutkan dengan makan bersama. Megawati sempat memberikan tumpeng pada calon Gubernur Jatim Saifullah Yusuf yang juga hadir di acara tersebut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Ia menilai, Presiden pertama Indonesia, Soekarno telah mencintai negara dengan pikiran dan tindakan yang konsisten serta sepenuh hati, hingga Indonesia merdeka.
"Kita harus sadar, ingat tidak boleh lupa bahwa kemerdekaan yang kita miliki juga perjuangan Soekarno dan didukung para kiai," kata KH Said ditemui di sela-sela acara Haul Ke-48 Soekarno, di makam Bung Karno, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, Rabu sore.
Ia mengatakan, NU sudah mempunyai hubungan yang sangat dekat dan baik dengan pemerintah sejak dulu. Hal itu terbukti, saat peristiwa 10 November, di mana saat itu santri juga ikut terlibat langsung memperjuangkan kemerdekaan.
Begitu juga dengan peristiwa Piagam Jakarta, yang hendak dicoret. Saat itu, KH Wahid Hasyim pulang ke Jombang, meminta pertimbangan dari KH Hasyim Asyari, yang juga ayahandanya dan setelah melalui shalat istikarah akhirnya Piagam Jakarta dicoret.
Ia juga menambahkan, persahabatan antara pendiri NU dengan Bung Karno juga akrab. Di Indonesia, tidak mungkin tanpa bersatu ulama dan santri, negara tidak bisa kuat.
"Hanya dengan bersatu, ulama, santri, dan negara ini bisa kuat, dan tidak mungkin ditangani sendiri. Kaum nasionalis saja tanpa santri tidak mungkin dan sebaliknya santri tanpa kaum nasionalis juga tidak bisa, jadi semua bersatu," ujarnya.
KH Said juga menambahkan, dirinya juga ikut ziarah makam Bung Karno. Ziarah dimaknai sebagai ibadah, mendoakan almarhum agar mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Tuhan.
Dirinya juga mengingatkan bisa terjadinya potensi perpecahan di Indonesia seperti halnya negara-negara di Timur Tengah, namun Indonesia beruntung memiliki Bung Karno yang mampu menjahit nilai-nilai nasionalisme dan religiusitas.
"Pada diri Bung Karno kita bisa menemukan bahwa antara rasa kebangsaan dan ketaatan pada agama tidaklah bertentangan. Tugas kita tinggal meneruskan, membangun, mengisi kemerdekaan ini," kata dia.
Acara haul ke-48 Bung Karno itu diselenggarakan di area makam dan istana gebang, yang merupakan rumah masa kecil Bung Karno. Acara tersebut dikemas dalam kenduri 1.001 tumpeng.
Sejumlah petinggi partai dan pejabat hadir dalam acara tersebut, misalnya, Ketua Umum DPP PDIP yang juga putri Bung Karno Megawati Soekarnoputri, Sekjend DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, seluruh pengurus partai dari pusat hingga daerah, hingga anggota legislatif dari kedua partai.
Hadir juga sejumlah menteri, misalnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly dan sejumlah menteri lainnya.
Hadir juga sejumlah pengurus NU mulai Ketua PBNU KH Said Aqil Sirodj, hingga jajaran tingkat provinsi, kota, Pengasuh Pondok Pesantren Al Amien, Ngasinan, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kota, Kediri KH Anwar Iskandar, Pengasuh PP Ploso, Kabupaten Kediri, dan sejumlah pengasuh pesantren di Kota Blitar.
Ribuan warga dari Kota Blitar serta simpatisan Bung Karno juga ikut serta memeriahkan haul tersebut. Mereka ikut acara yang digelar sore hari tersebut, walaupun hujan tidak menyurutkan langkah mereka untuk tetap ikut.
Setelah sambutan dan doa bersama, acara dilanjutkan dengan makan bersama. Megawati sempat memberikan tumpeng pada calon Gubernur Jatim Saifullah Yusuf yang juga hadir di acara tersebut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018