Kediri (Antaranews Jatim) - PT Jasa Raharja (Persero) Perwakilan Kediri, Jawa Timur, mendirikan pos kesehatan di sejumlah terminal guna membantu pemudik serta pengendara angkutan umum untuk memeriksakan kesehatannya.

"Kami ada program mobile unit keselamatan lalu lintas (MUKL), yang merupakan program untuk pemeriksaan kesehatan gratis baik untuk awak bus maupun pemudik," kata Kepala Perwakilan PT Jasa Raharja (Persero) Perwakilan Kediri, Eko Yuli Winarso di Kediri, Selasa.

Salah satu lokasi yang menjadi lokasi pemeriksaan kesehatan itu di Terminal Nganjuk. Ada sekitar 60 orang yang memeriksakan diri di pos tersebut. Mereka diperiksa oleh tim medis yang bertugas saat itu.

Pemeriksaan itu juga gratis atau tidak dipungut biaya. Selain untuk awak bus maupun pemudik, program itu juga diperuntukkan bagi masyarakat sekitar, memberikan kemudahan serta membantu mereka untuk melakukan pemeriksanaan kesehatan serta berobat secara gratis.

Dari hasil pemeriksaan, mayoritas mereka yang memeriksakan diri mengeluhkan capai. Mereka diberi vitamin dan obat agar kesehatannya bisa tetap terjaga.

Selain di Terminal Nganjuk, Jasa Raharja Kediri juga mendirikan pos pemeriksaan kesehatan lainnya diantaranya di Kota Kediri hingga Tulungagung.

Pos didirikan, terlebih lagi mendekati Lebaran 2018, sebagai salah satu upaya penanggulangan serta pencegahan kecelakaan lalu lintas. Namun, pendirian pos tersebut bersifat tidak permanen, sesuai dengan jadwal dari jasa raharja.

Walaupun saat ini para pegawai baik yang negeri maupun swasta sudah cuti menjelang Lebaran 2018, Eko mengungkapkan dari pegawai Jasa Raharja Kediri tetap melakukan pemantauan. Petugas tetap memberikan pelayanan jika ada musibah kecelakaan lalu lintas dengan mencairkan klaim yang telah diajukan.

"Meskipun sudah libur, Jasa Raharja tidak libur, dengan tetap ikut pam, memberikan santunan pada korban kecelakaan lalu lintas," katanya.

Terkait dengan klaim, periode 1 Januari 2018 hingga 31 Mei 2018, Jasa Raharja Kediri telah menyalurkan hingga Rp20,325 miliar untuk 1.152 korban. Mereka ada yang meninggal dunia dengan jumlah korban 209 orang dengan nominal yang disalurkan hingga Rp10,17 miliar, dan untuk korban luka-luka ada hingga 934 orang dengan nominal yang disalurkan Rp9,94 miliar, dan lainnya ada yang cacat tetap, penguburan, ambulans, hingga P3K.

Jumlah klaim 2018 ini, lebih besar ketimbang jumlah klaim pada periode 1 Januari 2017 hingga 31 Mei 2017, dengan nominal total mencapai Rp11,255 miliar.

Untuk korban meninggal di bulan tersebut tercatat hingga 207 orang dengan dana yang telah disalurkan sekitar Rp5,02 miliar, dan luka-luka hingga 912 orang dengan nominal hingga Rp6,16 miliar. Yang lainnya ada yang menderita cacat tetap hingga biaya penguburan.

Eko mengungkapkan, kenaikan klaim itu itu dikarenakan adanya aturan yang baru termasuk nominal klaim yang diberikan pada korban. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018