Surabaya (Antaranews Jatim) - Sejumlah psikolog menyemangati anak-anak di Kota Surabaya agar rasa takut dan trauma hilang pascateror bom yang terjadi di sejumlah lokasi di Kota Pahlawan sepekan lalu.

Psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Jawa Timur Laksmi Wijayanti, di Surabaya, Selasa, mengatakan pihaknya melakukan berbagai cara supaya anak-anak di Kota Surabaya bisa kembali normal kembali melakukan kehidupan sehari-hari.

Laksmi membuat beberapa treatment khusus agar anak-anak bisa kembali normal menjalani kehidupan seperti semula.  "Kita lakukan konseling baik itu secara individual maupun kelompok di sekolah-sekolah," katanya.

Hal sama juga disampaikan oleh psikolog anak lainnya, Zumrotun. Ia juga melakukan pendampingan pada salah satu korban yang masih duduk dibangku kelas 3 sekolah dasar (SD). 

Selain melakukan pendampingan kepada korban, ia juga memberikan pemahaman kepada orang terdekat korban.  "Baik kepala sekolah, orang tua, maupun guru juga kita kunjungi. Harapannya, agar bagaimana bisa menjaga kondisi psikis anak tersebut, agar bisa kembali stabil," katanya.

Sementara itu, Ahli Psikologi Anak LSM Genta Surabaya Linda Hartati menambahkan pihaknya khusus melakukan pendampingan kepada teman dari korban-pelaku di sekolah, termasuk dengan para teman dekat korban-pelaku. 

Menurutnya, kedekatan emosional dari teman-teman korban-pelaku dirasa sangat baik, sehingga kesan yang diingat teman-temannya itu adalah kebaikan korban-pelaku yang membuat mereka shock.

"Saya lebih banyak menyemangati anak-anak itu agar mereka bisa kembali 'move on' atau bangkit dari kesedihan yang dialami, karena kehilangan temannya," katanya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan pihaknya menggandeng para psikolog klinis, Asosiasi Psikolog Sekolah Indonesia (APSI) dan Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) untuk bersama-sama mengembalikan kondisi psikis anak-anak Surabaya.

"Saat ini kita lebih fokus dulu melakukan pendampingan kepada sekolah dari pelaku-korban dan sekolah dari para korban," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018