Surabaya (Antaranews Jatim) - Aktor film dan youtober, Bayu Eko Moektito dan Dennis Adhiswara mengajari sekitar 500 pelaku usaha kecil menengah (UKM) Surabaya mengenai tips dan trik  berjualan di media sosial (medsos).

"Saya salut. Saya tadinya tidak ada rencana ke sini. Tapi Mas Dennis ngajak ketemu kalian semua. Saya senang, saya bangga," kata Bayu Eko Moektito di acara pelatihan Digital Marketing yang digelar Pahlawan Ekonomi Surabaya di Kaza City Mal, Surabaya, Minggu.

Bayu Eko Moektito atau yang akrab dipanggil Bayu Skak mengaku sengaja datang ke Surabaya karena penasaran karena mendapat kabar kalau situasi Surabaya sangat kondusif pascateror bom, pekan lalu. 

Hal itu ia buktikan setelah sebelumnya ia keliling kota Surabaya, melihat dari dekat denyut kehidupan Kota Pahlawan, termasuk saat bertemu pelaku usaha di Surabaya.

Bayu mengaku bangga karena kegiatan dan program pemberdayaan ekonomi yang dirintis sejak 2010 itu dipenuhi banyak orang yang mayoritas perempuan. Mereka bersemangat ikut pelatihan digital marketing.

Aktor film "Yowis Ben" ini lalu menceritakan pengalamannya menjadi YouTuber. Awalnya, dia mengaku berjuang keras untuk mencuri perhatian pemirsa. 

"Dua tahun saya membuat konten di youtube, namun belum dapat hasil apa-apa," kata dia.

Dalam perjalanan, Bayu lantas memutuskan untuk konsisten dengan jati dirinya sebagai orang Jawa dengan berbahasa Jawa. Baginya, hal ini harus dipilih karena ia harus fokus dengan segmentasi pasar pemirsanya. 

Hasilnya pun positif karena konten-konten video Bayu Skak ditonton jutaan orang. Bayu juga sukses menggaet jutaan subscriber atau pengikuti sehingga beberapa bran terkemuka mengontrak Bayu sebagai endorser.

"Saya orang Jawa ya membuat film tentang orang Jawa, lelucon Jawa. Targetnya orang Jawa. Setelah bikin filmnya ada komen bagus dan menunggu video lainnya, di situlah saya lalu maksimal," ujarnya.

Dengan pengalaman itu, lanjut dia, ia mengajak pelaku usaha Surabaya untuk benar-benar memamahi pasar. "Saya sendiri ini mau jualan dimana. Targetnya perempuan atau anak harus jelas. Lebih baik maksimal salah satu saja, dari pada serabutan," katanya.

Selain itu, lanjut Bayu, pelaku usaha harus konsisten menjual dan memasarkan produk.  "Jangan sampai kita puas kalau barang kita laku. Yang harus dipikirkan bagaimana usaha lebih besar lagi," kata Bayu.

Bayu juga memberi tips agar pesan jualan di medsos menggunakan "soft selling" atau bagaimana menggunakan teknik marketing secara halus dan tidak  "hard selling"  atau langsung menjual produk. 

Sementara itu, Dennis Adhiswara mengatakan, penjualan lewat dunia maya merupakan keniscayaan. Hampir semua aktivitas  sangat bergantung dengan adanya internet, seperti kuliner, transportasi, belanja, semua bisa dilakukan di internet. 

"Dengan bermodalkan ponsel pintar, semua orang dapat memiliki showroom sendiri, koran sendiri, televisi sendiri secara gratis," kata pemain film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) ini. 

Dennis juga menyorori banyak pelaku usaha tidak sabar dan mudah patah semangat bila jualannya di medsos kurang banyak mendapat respons, sementara konten, etika, dan timing menyebarkannya mereka abaikan. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018