Surabaya, 20/5 (Antara) - Aparat keamanan dari Polri dan TNI memperketat penjagaan gereja-gereja di Surabaya, khususnya saat pelaksanaan kebaktian dan misa jemaat usai insiden ledakan bom di tiga gereja sepekan lalu.

"Pagi-pagi sekali anggota sudah kami siagakan untuk berjaga demi memberikan rasa aman serta nyaman bagi jemaat yang akan beribadah," ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin di sela-sela meninjau aktivitas gereja sepekan usai insiden ledakan bom di tiga gereja di Surabaya, Minggu pagi.

Pantauan di sejumlah gereja, pengamanan tak hanya dari pengamanan dalam gereja dan polisi lalu lintas, tapi juga anggota Brimob Jatim bersenjata lengkap serta unsur TNI yang juga lengkap dengan senjata laras panjangnya.

Tidak hanya di pintu masuk gereja, pengamanan serupa juga di beberapa titik sekitar gereja untuk meminimalisasi dan mencegah insiden bom kembali terjadi.

Bahkan, di beberapa gereja yang lokasinya berada bukan di jalan umum, polisi menutup total arus lalu lintasnya kecuali bagi jemaat yang akan melakukan kebaktian atau misa.

Seperti yang terpantau di Gereja Kristen Abdiel Gloria Pusat Jalan Pacar Surabaya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Pregolan, serta sejumlah gereja lainnya.

Selain itu, saat masuk lokasi gereja pun para jemaat harus melewati meja penjagaan dari petugas untuk memeriksa tas maupun barang bawaan lainnya.

Di Jawa Timur, selama dua hari, 13-14 Mei 2018, lima insiden ledakan terjadi, yakni pada Minggu (13/5) bom bunuh diri di tiga gereja berbeda, yakni Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di wilayah Ngagel, GKI Wonokromo Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta di Jalan Raya Arjuno.

Kemudian, Minggu malam sekitar pukul 20.00 WIB bom meledak di Rusunawa Blok B lantai 5 Kelurahan Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo, serta pada Senin (14/5) pagi pukul 08.50 WIB bom meledak di pintu masuk Mapolrestabes Surabaya. (*)
Video Oleh Fiqih Arfani
 

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018