Malang (Antaranews Jatim) - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang terus berinovasi dalam menggunakan aliran dana yang dikucurkan dari Dana Bagi Hasil Cukai (DBHC) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di daerah itu.

Dengan kucuran dana sebesar Rp1 miliar dari DBHC, Dinsos Kota Malang berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah itu, khususnya PMKS. Upaya yang dilakukan Dinsos, di antaranya menggelar pelatihan keterampilan berbagai macam produk sebagai bekal menuju kemandirian.
 
Pelatihan keterampilan untuk menuju kemandirian secara ekonomi bagi PMKS binaan tersebut, di antaranya membuat aneka macam olahan kue, buah-buahan, masakan tradisional Jawa, masakan China, serta olahan lainnya, seperti keripik dan olahan tahu serta tempe.

Pelatihan keterampilan yang baru saja digelar Dinsos bagi PMKS dengan latar belakang berbeda, yakni gelandangan, pengemis, dan pemulung itu adalah membuat menu tradisional yang cukup mudah, seperti membuat gado-gado, sambal goreng kentang, ayam goreng laos, serta wedang uwuh yang terkenal di Jawa Tengah.

Kepala Dinas Sosial Kota Malang Sri Wahyuningtyas melalui Sekretaris Dinsos Kota Malang Pipih Triastuti mengemukakan Dinsos akan terus melakukan pembinaan kepada PMKS binaan agar mereka benar-benar bisa berdiri sendiri (mandiri) tanpa bergantung bantuan instan.

Ia mengatakan untuk menjadi peserta pelatihan dilakukan penyaringan dan aturan cukup ketat bagi para PMKS. Mereka yang dipilih harus benar-benar mempunyai embrio atau setidaknya keterampilan yang bisa lebih diperdalam lagi agar bisa bermanfaat untuk kemandirian ekonominya, apalagi mereka rata-rata adalah tulang punggung keluarga.

Bagi PMKS yang belum punya keterampilan, katanya, pastinya tidak akan dibiarkan begitu saja. "Tetap akan kami latih sampai mereka bisa punya kemampuan. Yang penting niat mereka benarbenar ingin mandiri dan tidak lagi bergantung pada bantuan. Dengan demikian kemiskinan di daerah ini bisa terentaskan dengan cepat," ucapnya.

Pipih menjelaskan, setelah pelatihan, biasanya ada beberapa kendala yang dialami, terutama pemasaran. Terkadang setelah para binaan berhasil membuat suatu produk, pemasarannya menjadi masalah. Oleh karena itu, Dinsos juga ikut membantu memasarkan produk-produk para binaan yang memenuhi kualitas.

Salah satu contoh binaan dari Dinsos yang sukses adalah Laila Umi Izza, warga Kapten Pierre Tendean Gang 2 Nomor 437 RT 1 RW 9 Kota Malang. Dia memproduksi sambal kemasan. Binaan Dinsos melalui Program Keluarga Harapan (PKH) itu sampai bisa memasarkan sambalnya ke luar negeri.

Selain memberikan pelatihan keterampilan, dengan dana dari DBHC sebesar Rp1 miliar yang digunakan untuk lima sesi (tahap) pelatihan PMKS itu, Dinsos juga memberikan bantuan peralatan kepada pserta pelatihan. "Setelah dilatih, mereka diharapkan bisa mengembangkan ilmunya dengan peralatan bantuan dari Dinsos ini," tuturnya.

Dinsos Kota Malang mendapatkan kucuran dana dari DBHC sejak 2011 dan rata-rata sebesar Rp1 miliar. Dana tersebut juga digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan PMKS agar mampu mandiri dan lepas dari ketergantungan bantuan, baik dari pemerintah maupun pihakpihak lainnya.(Adv/Bagian Humas Setda Kota Malang).

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018