Surabaya (Antaranews Jatim) - Sejumlah warga Tambak Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya tidak menduga kalau tetangganya Tri Murtiono yang sehari-harinya pembuat teralis alumunium merupakan pelaku peledakan bom di kantor Polrestabes Surabaya pada Senin (14/5).

"Orangnya biasa-biasa saja. Selama ini tidak ada kecurigaan bahwa mereka sebagai pelaku," kata Ketua RT 8 Tambak Medokan Ayu, Suwito saat ditemui di area lokasi rumah pelaku peledakan bom di Tambak Medokan Ayu, Selasa.

Meski demikian, lanjut dia, dalam kesehariannya salah satu pelaku peledakan bom bunuh diri, Tri Murtiono yang bekerja sebagai pembuat teralis dari alumunium kurang berinteraksi dengan warga sekitar. "Kurang interaksi dengan warga sehingga kesannya tertutup," katanya.

Teralis adalah konstruksi besi biasanya untuk pengaman sekaligus hiasan pada dekorasi rumah, gedung, dan sebagainya. Tapi teralis biasanya dipasang di jendela.

Ia mengatakan Tri Murtiono bersama istrinya, Tri Ernawati dan tiga anaknya yang menjadi pelaku peledakan bom, baru tinggal di rumah kontrakannya selama kurang lebih empat bulan.

Saat ditanya apakah selama tinggal di rumah kontrakannya tidak pernah mengundang banyak orang untuk acara pengajian atau lainnya, Suwito mengatakan tidak pernah sama sekali.

"Setahu saya justru sering keluar rumah. Biasanya keluar rumah sebelum maghrib dan pulangnya saya tidak tahu," katanya.

Selain itu, lanjut dia, Tri Murtiono juga tidak pernah ke mushala untuk shalat berjamaah. "Padahal rumahnya dekat dengan mushala," katanya.

Meski demikian, lanjut dia, pelaku ikut giliran jaga siskamling. "Kalau kerja bakti dan arisan tidak pernah ikut," katanya.

Begitu juga saat ditanya apakah ada barang-barang mencurigakan di dalam rumah pelaku, Suwito mengaku selama ini tidak ada kecurigaan mengenai hal itu karena warga setempat menilai pelaku orangnya biasa-biasa saja.

Hal sama juga dikatakan tetangga lainnya, Prastiyono. Ia mengatakan tidak ada yang mencurigakan dari sosok Tri Murtiono ini. "Kalau ketemu di jalan ya saling menyapa," katanya.

Bahkan ia mengaku pernah jaga siskamling sebanyak dua kali dengan pelaku. Pada saat itu, lanjut dia, yang diobrolkan seputar pekerjaan atau lainnya. "Kita ngobrolnya enak," katanya.

Diketahui Tri Murtiono (bapak), Tri Ernawati (ibu), bersama tiga anaknya secara bersamaan meledakkan bom bunuh diri di depan pintu masuk kantor Polrestabes Surabaya pada Senin (14/5).

Dari kejadian tersebut, bapak, ibu dan dua anaknya meninggal dunia, sementara satu anaknya AA (8)  berhasil diselamatkan petugas kepolisian. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018