Blitar (Antaranews Jatim) - Tim Satuan Tugas Pangan Kabupaten Blitar, Jawa Timur, melakukan inspeksi mendadak di pasar tradisional Kecamatan Wlingi untuk memantau harga dan stok sejumlah bahan pokok di pasaran.

"Tim Satgas Pangan melakukan pengecekan langsung ke toko dan pasar untuk mengecek ketersediaan bahan pokok maupun fluktuatif harga," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Blitar AKP Rifaldhi di Blitar, Jumat.

Sidak melibatkan berbagai unsur meliputi Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan, dan Bulog. Tim memantau secara langsung harga sejumlah bahan pokok para pedagang di pasar tradisional Kabupaten Blitar.

Tim mendatangi lapak pedagang yang menjual aneka sayur serta kebutuhan dapur dan dialog langsung. Harga sayur ada yang mengalami kenaikan serta ada yang turun. Untuk bawang merah misalnya harganya mencapai Rp22 ribu per kilogram. Demikian juga ke pedagang daging ayam. Ternyata, harga daging ayam relatif masih mahal hingga sekitar Rp34-35 ribu per kilogram.

Selain itu, tim juga mendatang toko yang berjualan aneka bahan pokok di sekitar pasar tersebut. Tim memeriksa beras, gula, tepung serta aneka makanan yang dijual di tempat tersebut. Untuk beras harganya relatif stabil, demikian juga dengan gula pasir harganya relatif masih stabil Rp10.350 per kilogram.

Petugas sempat mengecek kondisi aneka makanan dan minuman yang dijual di toko. Hasilnya, petugas menemukan ada makanan yang kondisi bungkusnya sudah rusak serta ada yang mendekati kedaluwarsa.

Petugas meminta kepada pemilik toko untuk memindah barang itu dari etalase, sebab dikhawatirkan dibeli oleh konsumen. Makanan kedaluwarsa bisa berbahaya jika dikonsumsi oleh tubuh, bisa menyebabkan keracunan.

"Kami cek makanan kering dan mengambil beberapa sampel lalu nanti diuji. Ada juga beberapa toko yang menjual produk hampir melewati batas kedaluwarsa, kami harapkan diganti dan barang yang lama diamankan," kata dia.

Walaupun ada kenaikan sejumlah harga bahan pokok, Rifaldhi mengatakan secara total harga bahan pokok saat ini relatif stabil. Petugas juga akan terus melakukan pengawasan, kemudian bisa mengambil kesimpulan hal yang harus dilakukan mengantisipasi kenaikan harga.

Sementara itu, pemilik salah satu toko, Meri mengatakan untuk saat ini memang stok sudah ditambah, sehingga banyak barang di tempatnya. Biasanya, saat Ramadhan serta Idul Fitri 2018, masyarakat membutuhkan banyak barang. Dengan itu, diharapkan tokonya menjadi ramai, sebab banyak orang yang butuh.

"Untuk barang memang ditambah, saya berharap nanti Idul Fitri 2018 toko ramai, pembeli banyak. Biasanya, distributor sudah menawarkan barang dua bulan sebelum Ramadhan, jadi saya beli," kata Meri.

Ia menekankan pada pegawainya meneliti barang yang dijual dan mengganti barang yang kedaluwarsa dengan barang yang baru. Ia tidak ingin pelanggannya pindah tempat karena membeli barang yang buruk dari tokonya.  (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018