Jember, 9/5 (Antara) - Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, menggelar inovasi produk pangan lokal yang merupakan karya inovasi mahasiswa dengan mengusung tema "Food Technologi Innovation For a Better Life" yang digelar di depan fakultas itu, Rabu.

Ketua Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) FTP Unej Ahmad Nafi` mengatakan program gelar inovasi produk tersebut diselenggarakan setiap tahun diperuntukkan bagi kalangan mahasiswa semester enam yang sudah menempuh mata kuliah Pengembangan Produk Baru khususnya pangan lokal.

"Kegiatan gelar produk itu dalam rangka mendukung ketahanan pangan Indonesia dan juga akhir dari proses perkuliahan selama satu semester karena mahasiswa telah belajar mengenai bagaimana cara membuat produk baru dengan melakukan pengembangan proses dan teknologi, khususnya pada tanaman pangan lokal," katanya di Jember.

Dalam perkuliahan, lanjut dia, mahasiswa juga telah mempelajari bagaimana menghitung kandungan nutrisi dari produk yang akan dibuat menggunakan bahan makanan lokal dan mahasiswa juga wajib melakukan analisis bisnis, serta menentukan harga dari sebuah produk yang mereka buat.

"Tahun ini ada 32 produk inovasi pangan lokal yang dipamerkan dan kegiatan tersebut merupakan peluncuran produk inovasi pangan lokal sekaligus tes pasar, sehingga dalam kegiatan itu, para mahasiswa akan mendapatkan masukan mengenai kelayakan produk inovasi mereka untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah bisnis," tuturnya.

Untuk memberikan penilian terhadap produk inovasi pangan itu, FTP juga menghadirkan praktisi inovasi pangan dari Mitra Tani 27 Jember, para akademisi dari lingkungan FTP, dan jurnalis sebagai dewan juri.

"Kami sengaja mengundang tiga dewan juri dari bidang yang berbeda agar penilaian yang diberikan bisa mewakili semua kebutuhan bisnis. Akademisi memberikan penilaian terkait kandungan nutrisi produk, praktisi memberikan penilaian terhadap kelayakan produk untuk dijadikan sebuah bisnis dan jurnalis bisa memberikan penilaian terhadap kecenderungan minat masyarakat pada produk itu," katanya.

Sementara salah satu dewan juri perwakilan Mitra Tani 27 Jember Pungki mengatakan produk yang dipamerkan secara keseluruhan layak untuk dikembangkan menjadi sebuah bisnis, namun masih perlu dilakukan sentuhan inovasi dalam proses pengemasan produknya.

"70 persen produk yang dipamerkan sangat layak dikembangkan, bahkan salah satu produk memiliki karakter rasa yang sangat mirip dengan produk olahan pabrikan, meskipun masih sedikit lebih keras. Oleh karena itu, tinggal bagaimana mengemas semenarik mungkin agar konsumen tertarik untuk membeli," ujarnya.

Salah satu produk yang dipamerkan dalam gelar inovasi produk itu yakni sukun legit yang diolah melalui proses fermentasi seperti halnya tape dan proses pembuatannya sama persis dengan pembuatan madu mangsa, hanya saja ketan hitam yang biasa dipakai dalam madu mangsa digantikan dengan sukun.

"Sukun dipilih sebagai pangan inovasi karena ketersediaan bahannya sangat berlimpah, bahkan saat panen raya harganya bisa terjun bebas," kata mahasiswa FTP Faridatul Meikhusna.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018