Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Dinas Pertanian Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan luas tanaman bawang merah di daerahnya meningkat menjadi 1.001 hektare dibandingkan tahun lalu yang hanya 765 hektare selama periode Januari-Maret.
"Meningkatnya luas tanaman bawang merah karena dalam kondisi normal lebih menguntungkan dibandingkan menanam tanaman padi," kata Kasi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Bojonegoro Susana, di Bojonegoro, Senin,
Bahkan, ia memastikan tanaman bawang merah tahun ini jauh lebih luas dibandingkan tanaman bawang merah tahun lalu, karena data luas tanaman bawang merah April belum masuk.
Para petani di daerahnya, menurut dia, bisa menanam bawang merah karena bisa belajar dengan petani bawang merah di Nganjuk.
"Tanaman bawang merah di Bojonegoro termasuk baru beberapa tahun terakhir karena para petani melihat tanaman bawang merah di Nganjuk secara ekonomis menguntungkan," kata dia menjelaskan.
Di daerahnya, kata dia, tanaman bawang merah yang terluas lokasinya di sejumlah desa di Kecamatan Kedungadem, dan Gondang Seperti tahun ini di dua kecamatan itu masing-masing luasnya 724 hektare dan 82 hektare, Selain juga di Kecamatan Kepohbaru, Sekar, Dander dan kecamatan lainnya.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah kabupaten (pemkab) membangun gudang bawang merah di Kecamatan Kedungadem dan Gondang pada 2016.
Gudang di dua lokasi itu namanya gudang tunda, karena fungsinya untuk menyimpan bawang merah ketika harga tidak terlalu bagus.
"Tahun ini pemkab juga akan membangun lagi gudang tunda untuk menyimpan tanaman bawang merah," ucapnya menambahkan.
Hanya saja, menurut dia, produksi bawang merah di daerahnya untuk pemasarannya masih lebih banyak dikuasai pedagang Nganjuk, sehingga produksi bawang yang ada di pasaran lebih dikenal produksi bawang merah asal Nganjuk.
Seorang petani Desa Kunci, Kecamatan Dander, Bojonegoro Mardikun, menjelaskan dirinya juga petani lainnya di desa setempat mulai menanam tanaman bawang merah sejak tiga tahun lalu.
Para petani, lanjut dia, tertarik menanam bawang merah karena belajar dengan petani bawang merah Rejoso, Nganjuk, selain secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan menanam tanaman padi.
"Menanam bawang merah lebih menguntungkan dibandingkan tanaman padi kalau tidak ada gangguan hama," ujarnya.
Dalam tiga tahun ini, lanjut dia, produksi tanaman bawang merah petani di desanya dibeli pedagang dari Nganjuk yang langsung datang ke sawah petani.
"Untuk bibitnya saya membeli dari Nganjuk yang sekarang ini harganya Rp25.000 per kilogram," ucap dia ketika bersama sejumlah tenaga kerja menanam bawang merah di sawahnya. (*)
Video Oleh Slamet Agus Sudarmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Meningkatnya luas tanaman bawang merah karena dalam kondisi normal lebih menguntungkan dibandingkan menanam tanaman padi," kata Kasi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Bojonegoro Susana, di Bojonegoro, Senin,
Bahkan, ia memastikan tanaman bawang merah tahun ini jauh lebih luas dibandingkan tanaman bawang merah tahun lalu, karena data luas tanaman bawang merah April belum masuk.
Para petani di daerahnya, menurut dia, bisa menanam bawang merah karena bisa belajar dengan petani bawang merah di Nganjuk.
"Tanaman bawang merah di Bojonegoro termasuk baru beberapa tahun terakhir karena para petani melihat tanaman bawang merah di Nganjuk secara ekonomis menguntungkan," kata dia menjelaskan.
Di daerahnya, kata dia, tanaman bawang merah yang terluas lokasinya di sejumlah desa di Kecamatan Kedungadem, dan Gondang Seperti tahun ini di dua kecamatan itu masing-masing luasnya 724 hektare dan 82 hektare, Selain juga di Kecamatan Kepohbaru, Sekar, Dander dan kecamatan lainnya.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah kabupaten (pemkab) membangun gudang bawang merah di Kecamatan Kedungadem dan Gondang pada 2016.
Gudang di dua lokasi itu namanya gudang tunda, karena fungsinya untuk menyimpan bawang merah ketika harga tidak terlalu bagus.
"Tahun ini pemkab juga akan membangun lagi gudang tunda untuk menyimpan tanaman bawang merah," ucapnya menambahkan.
Hanya saja, menurut dia, produksi bawang merah di daerahnya untuk pemasarannya masih lebih banyak dikuasai pedagang Nganjuk, sehingga produksi bawang yang ada di pasaran lebih dikenal produksi bawang merah asal Nganjuk.
Seorang petani Desa Kunci, Kecamatan Dander, Bojonegoro Mardikun, menjelaskan dirinya juga petani lainnya di desa setempat mulai menanam tanaman bawang merah sejak tiga tahun lalu.
Para petani, lanjut dia, tertarik menanam bawang merah karena belajar dengan petani bawang merah Rejoso, Nganjuk, selain secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan menanam tanaman padi.
"Menanam bawang merah lebih menguntungkan dibandingkan tanaman padi kalau tidak ada gangguan hama," ujarnya.
Dalam tiga tahun ini, lanjut dia, produksi tanaman bawang merah petani di desanya dibeli pedagang dari Nganjuk yang langsung datang ke sawah petani.
"Untuk bibitnya saya membeli dari Nganjuk yang sekarang ini harganya Rp25.000 per kilogram," ucap dia ketika bersama sejumlah tenaga kerja menanam bawang merah di sawahnya. (*)
Video Oleh Slamet Agus Sudarmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018