Malang (Antaranews Jatim) - Tiga pekan menjelang Ramadan 2018, harga komoditas pangan, khususnya telur dan daging ayam ras di sejumlah pasar tradisional di Kota Malang mulai naik, bahkan kenaikan tersebut sudah sejak dua pekan lalu.
Menurut salah seorang pedagang ayam ras di Pasar Besar Malang (PBM) Indah, Rabu, kenaikan harga ayam ras cukup signifikan, dari Rp28 ribu per kilogram menjadi Rp31 ribu hingga Rp32 ribu per kilogram.
"Kenaikan harga daging ayam ras ini sudah sejak dua pekan lalu. Biasanya beberapa hari menjelang Ramadan dan Lebaran, harganya naik lagi, bahkan biasanya diikuti beberapa komoditas lainnya, seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan cabai rawit. Mudah-mudahan saja tahun ini tidak ada kenaikan," kata Indah di Malang, Jawa Timur.
Biasanya, kata Indah, pekan terakhir Ramadan atau menjelang Lebaran, harga daging ayam dan telur naik lagi hingga angka tertinggi. Tahun lalu harga daging ayam tertinggi mencapai Rp40 ribu hingga Rp42 ribu per kilogram.
Sementara itu, kenaikan harga telur ayam ras rata-rata mencapai Rp3 ribu hingga Rp4 ribu per kilogram, dari harga Rp19 ribu per kilogram menjadi Rp22 ribu hingga Rp23 ribu per kilogram.
"Saat ini yang naik hanya ayam dan telur, kalau harga bahan pokok lainnya masih stabil. Malah harga beras turun sedikit. Yang saya khawatirkan harga telur dan ayam ini naik terus hingga puasa, padahal komoditas ini kan yang paling banyak dibutuhkan untuk selamatan," kata salah seorang konsumen di PBM, Titik Rahma.
Selain ayam ras, harga ayam kampung pun juga mengalami kenaikan, bahkan sejak awal April lalu sudah naik. "Untuk ukuran sedang saja harganya sekarang sudah Rp50 ribuan per ekor (1-1,5 kg), sebelumnya hanya seharga Rp35 ribu-Rp40 ribu. Sedangkan untuk ukuran besar bisa mencapai Rp100 ribu per ekor (ayam jago)," kata penjual ayam kampung di Pasar Tunggulwulung Kota Malang.
Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Kota Malang Wahyu Setianto megakui adanya kenaikan harga beberapa komoditas bahan bangan pokok di pasar-pasar tradisional. Oleh karena itu, pihaknya bersama instansi terkait terus berupaya menjaga stabilitas harga agar tidak sampai terjadi lonjakan yang tinggi.
Ia mengaku belum lama ini pihaknya sudah rapat koordinasi secara nasional untuk menjaga dan menstabilkan harga kebutuhan pokok tersebut agar tidak sampai terjadi gejolak, terutama saat Ramadan dan Lebaran nanti.
"Setiap hari saya meminta laporan terbaru terkait harga-harga komoditas di sejumlah pasar di Kota Malang. Untuk kenaikan harga telur dan ayam ini, kami akan menelusuri penyebab kenaikan harga. Kami pasti melakukan operasi pasar dan pasar murah bersama Bulog pada bulan Ramadan nanti," ujarnya.
Saat ini, lanjutnya, pasokan barang di Kota Malang lancar dan ketersediaannya pun tidak ada masalah. "Ketersediaan beras di gudang Bulog di Malang juga aman hingga usai Lebaran," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Menurut salah seorang pedagang ayam ras di Pasar Besar Malang (PBM) Indah, Rabu, kenaikan harga ayam ras cukup signifikan, dari Rp28 ribu per kilogram menjadi Rp31 ribu hingga Rp32 ribu per kilogram.
"Kenaikan harga daging ayam ras ini sudah sejak dua pekan lalu. Biasanya beberapa hari menjelang Ramadan dan Lebaran, harganya naik lagi, bahkan biasanya diikuti beberapa komoditas lainnya, seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan cabai rawit. Mudah-mudahan saja tahun ini tidak ada kenaikan," kata Indah di Malang, Jawa Timur.
Biasanya, kata Indah, pekan terakhir Ramadan atau menjelang Lebaran, harga daging ayam dan telur naik lagi hingga angka tertinggi. Tahun lalu harga daging ayam tertinggi mencapai Rp40 ribu hingga Rp42 ribu per kilogram.
Sementara itu, kenaikan harga telur ayam ras rata-rata mencapai Rp3 ribu hingga Rp4 ribu per kilogram, dari harga Rp19 ribu per kilogram menjadi Rp22 ribu hingga Rp23 ribu per kilogram.
"Saat ini yang naik hanya ayam dan telur, kalau harga bahan pokok lainnya masih stabil. Malah harga beras turun sedikit. Yang saya khawatirkan harga telur dan ayam ini naik terus hingga puasa, padahal komoditas ini kan yang paling banyak dibutuhkan untuk selamatan," kata salah seorang konsumen di PBM, Titik Rahma.
Selain ayam ras, harga ayam kampung pun juga mengalami kenaikan, bahkan sejak awal April lalu sudah naik. "Untuk ukuran sedang saja harganya sekarang sudah Rp50 ribuan per ekor (1-1,5 kg), sebelumnya hanya seharga Rp35 ribu-Rp40 ribu. Sedangkan untuk ukuran besar bisa mencapai Rp100 ribu per ekor (ayam jago)," kata penjual ayam kampung di Pasar Tunggulwulung Kota Malang.
Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Kota Malang Wahyu Setianto megakui adanya kenaikan harga beberapa komoditas bahan bangan pokok di pasar-pasar tradisional. Oleh karena itu, pihaknya bersama instansi terkait terus berupaya menjaga stabilitas harga agar tidak sampai terjadi lonjakan yang tinggi.
Ia mengaku belum lama ini pihaknya sudah rapat koordinasi secara nasional untuk menjaga dan menstabilkan harga kebutuhan pokok tersebut agar tidak sampai terjadi gejolak, terutama saat Ramadan dan Lebaran nanti.
"Setiap hari saya meminta laporan terbaru terkait harga-harga komoditas di sejumlah pasar di Kota Malang. Untuk kenaikan harga telur dan ayam ini, kami akan menelusuri penyebab kenaikan harga. Kami pasti melakukan operasi pasar dan pasar murah bersama Bulog pada bulan Ramadan nanti," ujarnya.
Saat ini, lanjutnya, pasokan barang di Kota Malang lancar dan ketersediaannya pun tidak ada masalah. "Ketersediaan beras di gudang Bulog di Malang juga aman hingga usai Lebaran," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018