Jakarta, (Antara) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN pada 27-28 April 2018 di Singapura akan membahas pengembangan kota pintar di kawasan Asia Tenggara.

"Yang menonjol dari resilensi dan inovasi ini adalah konsep 'smart city'. Ini yang akan dikedepankan, selama ASEAN diketuai oleh Singapura," kata Menlu Retno Marsudi ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.

Ia menyebutkan masing-masing negara anggota ASEAN diminta menyerahkan tiga nama kota untuk digabungkan dalam satu jaringan kota pintar.

"Tapi ini bukan sesuatu yang tertutup karena ke depan bisa dikembangkan untuk lebih banyak kota," ujar Menlu.

Menurut dia, dalam jaringan itu akan ada komunikasi terkait penetapan kebijakannya, kemampuan berkembang dan lainnya.

"Indonesia sepakat menjadikan kota besar dengan inovasi tetapi tidak melupakan aspek humanismenya. Itu yang akan dibawakan Presiden. Jadi aspek manusia jangan pernah ditinggalkan ketika kita bicara mengenai masalah teknologi," tutur Retno.

Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan menghadiri KTT ASEAN ke-32 yang akan digelar di Singapura pada 27-28 April 2018.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir dalam sesi "briefing" dengan media di Jakarta, Jumat (20/4) mengatakan bahwa Singapura sebagai tuan rumah KTT ASEAN tahun 2018 mengangkat tema "Resilient and Innovative ASEAN."

KTT ASEAN ke-32 akan didahului oleh pertemuan para wakil tetap negara anggota untuk ASEAN pada 25 April dan SOM (Senior Official Meeting) pada 26 April 2018.

Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan tingkat menteri ASEAN pada 27 April 2018. Presiden Joko Widodo dijadwalkan menghadiri sesi pleno pada 27 April dan sesi "retreat" pada 28 April.

Ada beberapa hal yang akan didorong oleh Indonesia dalam KTT ASEAN ke-32 nanti seperti, misalnya, kerja sama dalam bidang keamanan siber dan upaya pemerintah mendorong dalam kerangka ASEAN untuk memajukan "ASEAN Smart Cities Network", atau jaringan kota pintar.

"Ini sesuai dengan program Indonesia sendiri yang kita sebut dengan gerakan menuju '100 smart city'," ujar Direktur Politik Kerja sama Politik Keamanan ASEAN Kemlu RI Chandra W. Yudha, menjelaskan.

Inti dari kerja sama di bidang "smart city", menurut Chandra, adalah mendorong penggunaan teknologi untuk memajukan kota yang didesain sedemikian rupa shingga sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah untuk hasil yang optimal bagi masyarakat serta mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih efektif, transparan dan terpercaya.(*)
Video Oleh Agus Salim

Pewarta: Agus Salim

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018