Jakarta, (Antara) - Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia harus menularkan pengalaman mengelola kemajemukan sehingga tetap dalam kondisi bersatu dan damai.
"Harus ditularkan pengalaman Indonesia dalam menjaga persatuan dan perdamaian di bumi Allah ini," kata Presiden Jokowi dalam silaturahim dengan peserta Musabaqah Hafalan Al Quran dan Hadist Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su¿ud Tingkat ASEAN dan Pasifik ke-10 Tahun 2018 di Istana Negara Jakarta, Kamis.
Presiden meminta seluruh qari dan qariah, hafis dan hafisah agar terus mensyiarkan dan mengamalkan Al Quran dan Hadits Rosulullah di luar acara musabaqah.
"Kita semua harus membangun kemanusiaan yang adil dan beradab, tidak membentak anak yatim, peduli pada orang miskin, cinta sesama saudara sebangsa dan setanah air serta menyayangi seluruh kehidupan di bumi Allah ini," tutur Presiden.
Ia mengatakan hal itu supayaa semua umat di bumi Indonesia dan seluruh dunia melihat dan merasakan Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin.
"Dari setiap acata musabaqah saya harapkan terasa jejaknya dan manfaatnya bagi kehidupan bangsa Indonesia. Apalagi Indonesia terus jadi panutan banyak negara dalam mengelola kemajemukan karena kita punya 714 suku, ribuan bahasa lokal, tetapi kita tetap rukun dan bersatu," ujarnya.
Menurut Presiden, kondisi itu harua dijaga. Ia meminta umat supaya tidak sampai terjebak fitnah dan hasutan kebencian.
Presiden menyebutkan Al Quran telah diturunkan Allah sebagai pedoman bagi umat Islam yang harus terus dibaca dan dipahami, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari hari.
"Pelaksanaan musabaqah jangan dipandang sebagai pelaksanaan acara biasa. Musabaqah adalah sarana untuk memacu pengembangan hafalan serta pendalaman isi Al Quran dan hadits," katanya.(*)
Video Oleh Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Harus ditularkan pengalaman Indonesia dalam menjaga persatuan dan perdamaian di bumi Allah ini," kata Presiden Jokowi dalam silaturahim dengan peserta Musabaqah Hafalan Al Quran dan Hadist Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su¿ud Tingkat ASEAN dan Pasifik ke-10 Tahun 2018 di Istana Negara Jakarta, Kamis.
Presiden meminta seluruh qari dan qariah, hafis dan hafisah agar terus mensyiarkan dan mengamalkan Al Quran dan Hadits Rosulullah di luar acara musabaqah.
"Kita semua harus membangun kemanusiaan yang adil dan beradab, tidak membentak anak yatim, peduli pada orang miskin, cinta sesama saudara sebangsa dan setanah air serta menyayangi seluruh kehidupan di bumi Allah ini," tutur Presiden.
Ia mengatakan hal itu supayaa semua umat di bumi Indonesia dan seluruh dunia melihat dan merasakan Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin.
"Dari setiap acata musabaqah saya harapkan terasa jejaknya dan manfaatnya bagi kehidupan bangsa Indonesia. Apalagi Indonesia terus jadi panutan banyak negara dalam mengelola kemajemukan karena kita punya 714 suku, ribuan bahasa lokal, tetapi kita tetap rukun dan bersatu," ujarnya.
Menurut Presiden, kondisi itu harua dijaga. Ia meminta umat supaya tidak sampai terjebak fitnah dan hasutan kebencian.
Presiden menyebutkan Al Quran telah diturunkan Allah sebagai pedoman bagi umat Islam yang harus terus dibaca dan dipahami, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari hari.
"Pelaksanaan musabaqah jangan dipandang sebagai pelaksanaan acara biasa. Musabaqah adalah sarana untuk memacu pengembangan hafalan serta pendalaman isi Al Quran dan hadits," katanya.(*)
Video Oleh Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018