Surabaya (Antaranews Jatim)- Pusat perbelanjaan dalam jaringan (daring) Tokopedia menyatakan bisnis "e-commerce" di Indonesia yang berkembang saat ini tengah membutuhkan banyak tenaga untuk pengolah big data.

Business Inteligance dan Data Analyst Tokopedia Maria Tjahjadi saat seminar "E-Commerce" di Indonesia, Pembunuh atau Penyelamat Toko Retail?" Di Univeraitas Ciputra Surabaya, Kamis, mengatakan dibutuhkannya banyak tenaga pengolah data karena bisnis tengah tumbuh dan menggeser paradigma perdagangan tradisional

"Seperti halnya di Tokopedia, kebutuhan tenaga untuk mengolah data ini cukup banyak. Demikian juga `e-commerce lain," kata Maria.

Maria menjelaskan dalam big data bisa memilah ratusan data untuk suatu keperluan analisis. Misalkan di Tokopedia yang memaparkan jumlah penyebaran konsumennya. Juga jumlah produk terpopuler dalam setahun.

Pakar Ekonomi Kresnayana Yahya menambahkan program studi pengolahan big data akan sangat dibutuhkan. Pasalnya, data di Indonesia sangat banyak, tapi minim pengolahannya.

Menurut dia, saat ini data di indonesia pengolahannya hanya sebatas deskriptif. Untuk mempresentasikannya dengan prespektif, diagnosisnya masih lemah sekali. "Padahal penerjemahannya ini yang dibutuhkan agar bisa digunakan `e-commerce`," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik UC Surabaya Prof Jenny Lukito Setiawan mengatakan "e-commerce" bisa membuka peluang baru namun juga bisa menutup peluang yang selama ini ada seperti pekerjaan konvensional.

"Siap tidak siap ini terus berjalan. Pertanyaanya kita tetap bisa bermain ataukah malah jatuh," katanya.

Jenny menilai, zaman akan terus bergulir. Untuk itu adanya Program Studi Information System for Business Universitas Ciputra Surabaya bertujuan untuk mempersiapkan anak-anak menghadapi hal itu.

"Kami bisa memanfaatkan data yang ada untuk kepentingan bisnis di Indonesia," tuturnya.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018