Jakarta, (Antara) - Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa kawasan industri terpadu "Java Integrated Industrial and Port Estate" (JIIPE) dapat berfungsi untuk mengejar ketertinggalan daya saing Indonesia dari negara tetangga.

"Saya memiiki keyakinan kita punya kawasan-kawasan terintegrasi seperti ini kita bisa mengalahkan yang tadi kita khawatir, kalah dengan Malaysia, kalah dengan Thailand, kalah dengan Vietnam, terutama untuk ekspor dan investasi," kata Presiden Joko Widodo seusai meresmikan kawasan industri JIIPE di Gresik, Jawa Timur, Jumat.

Kawasan JIIPE memiliki memiliki Izin Usaha Kawasan Industri seluas 1.760 hektare yang dilengkapi pembangkit tenaga listrik 23 megawatt dengan sejumlah "cluster" industri.

"Ini sebuah kawasan yang saya kira contoh bagusnya di sini adalah ada 'power plant', pembangkit listriknya, ada pelabuhannya, sangat efisien, kalau mau ekspor dari pabrik ke pelabuhannya tidak ada satu kilometer jadi tidak ada 'cost' transporitasinya," ungkap Presiden.

Dengan ditekannya harga produksi, artinya produk Indonesia juga dapat bersaing di pasar global.

"Saya senang juga, pelabuhannya juga bekerja sama dengan Pelindo, dengan BUMN (dengan pembagian) 60 : 40, 60 oleh BUMN, 40 swasta, kawasan industri dibalik, swastanya 60, BUMN 40, betul pak?" ucap Presiden.


Cara-cara seperti itu yang menurut Presiden akan mempercepat perbaikan infrastruktur baik jalan, jalan tol, pelabuhan, pembangkit listrik dan infrastruktur lainnya.

"Saya ingin kawasan-kawasan industri seperti ini, semakin banyak dibuka di negara kita sehingga semakin banyak membuka pekerjaan di negara kita," tambah Presiden.

Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, tenaga kerja yang diserap diharapkan mencapai 500 ribu orang dan akan bertambah menjadi 1,5 juta lapangan pekerjaan dalam 8 tahun.

"Sesuai pengembangnan industri nanti dapat menyerap tenaga kerja dan tampung investasi untuk industri menengah ke atas yang terintegrasi berbasis kimia dan metal, kelapa sawit, hingga 'cold storage'," tutur Airlangga.

JIIPE dibagi menjadi beberapa kawasan yaitu "Port Estate", "Heavy Industry", "Medium Industry", "Light Industry", "Commercial", Pelabuhan, dan Kawasan Pemukiman yang ditargetkan dapat menampung sekitar 183 industri yang akan menyerap investasi Rp83,2 triliun.

Saat ini sudah ada 8 perusahaan yang berinvestasi meliputi 2 perusahaan sudah beroperasi, 2 perusahaan dalam proses pembangunan pabrik dan 4 lainnya akan mulai pembangunan.

Namun, masih dibutuhkan peningkatan beberapa infrastruktur seperti pelebaran Jalan Daendels, penyambungan rel kereta api sepanjang 11 kilometer dari Stasiun Duduk Sampeyan sampai masuk ke lokasi JIIPE dan agar tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar bisa terkoneksi dengan JIIPE.

Sedangkan Terminal Manyar Pelabuhan Gresik yang merupakan bagian dari JIIPE untuk pengoperasiannya telah dilakukan penandatanganan pada 15 Desember 2017 antara Kementerian Perhubungan dengan PT Berlian Manyar Sejahtera selaku Badan Usaha Pelabuhan dengan jangka waktu konsesi selama 76 tahun.
Terminal tersebut dirancang dengan pelabuhan "multipurpose" yang mampu memfasilitasi bongkar muat curah kering, curah cair, general cargo dan peti kemas. Terminal Manyar mampu disandari oleh kapal-kapal berukuran besar hingga 100.000 DWT.(*)
Video Oleh Desca Lidya

Pewarta: Desca Lidya Natalia

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018