Surabaya (Antaranews Jatim) - Sebanyak 1.200 siswa SMAK St Louis I Surabaya diimunisasi difteri atau "outbreak response immunization" (ORI) yang digelar Dinas Kesehatan Provinsi Jatim dan Unicef di sekolah setempat, Rabu.

Direktur Unicef untuk Pulau Jawa Arie Rukmantara di sela kegiatan imunisasi ini mengatakan Unicef mengapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang sangat konsen terhadap difteri dengan mencanangkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan melaksanakan imunisasi bersama Unicef.

"Pemprov Jatim sangat konsen dengan mengalokasikan lebih hampir Rp50 miliar. Ini prestasi dan contoh baik. Kami (Unicef) bertugas untuk ikut membantu 11 juta anak mendapatkan fasilitas imunisasi tersebut," kata Arie,

Arie menjelaskan, program imunisasi ORI difteri di Jatim sudah berlangsung selama sebulan. Unicef juga mengapresiasi sekolah yang membukakan pintunya agar siswanya diimunisasi.

"Unicef mengapresiasi Jatim sudah mengarah 11 juta. Ini adalah suskses untuk kedua kalinya setelah imunisasi campak rubela dengan hampir 9 juta anak dari target 8 juta," ujarnya.

Kepala Seksi Pencegahan Pengamatan Penyakit dan Penanggulangan Masalah Kesehatan (P3PMK) Dinas Kesehatan Jatim Gito Hartono menyatakan pihaknya menargetkan sebanyak 90 persen anak di Jatim bisa mengikuti ORI untuk mencegah penularan pada penyakit yang bisa menyebabkan kematian itu.

Dia mengungkapkan, pada tahun 2017 ada 460 kasus difteri di Jatim dan 16 kasus di antaranya berujung pada kematian. Daerah-daerah yang kasus difteri hingga meninggal dunia antara lain Pasuruan, Surabaya dan Sampang.

"Target pada bulan Februari imunisasi sudah beres. Tapi jika ada akan diperlebar waktunya hingga Maret. Ada beberapa kendala melakukan vaksinasi antara lain terkait halal haramnya. Namun vaksin ini jelas dan pasti tidak mengandung babi," ujar Gito.

Untuk kebutuhan vaksin, dia menegaskan tidak ada masalah. Sebab vaksin sudah datang 100 persen. Sementara untuk alat suntik, pihaknya akan menyediakan 80 persen dan saat ini telah tersedia 60 persen.

"Pengiriman bertahap karena keterbatasan tempat. Vaksin harus disimpan yang menuhi syarat. Itu sebabnya kamis tidak bisa mengambil 100 persen," ujarnya.

Sementara itu Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAK I St. Louis Surabaya Widodo Setiabudi merasa bersyukur bahwa diberi vaksinisasi gratis dari Dinkes Jatim. Pasalnya, vaksin tersebut harganya lumayan mahal.

"Saat ini ada 1.200 siswa atau 85 persen siswa dari 41 kelas yang mengikuti imunisasi. Ada beberapa anak yang sedang berkegiatan di luar sekolah dan kurang fit sehingga tidak mengikuti. Tapi kami mengimbau untuk memanfaatkan kesempatan imunisasi ini di puskesmas tersebut," kata dia.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018