Surabaya (Antaranews Jatim) - Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mendorong pemerintah mengkaji ulang kebijakan yang mengizinkan impor daging kerbau, setelah melakukan inspeksi di sejumlah pasar tradisional dan memperoleh fakta bahwa masyarakat belum membutuhkannya.

Anggota Komisi VI DPR RI Bambang Harjo Soekartono kepada wartawan usai melakukan inspeksi di Pasar Wonokromo Surabaya, Senin, mengungkapkan konsumen daging, khususnya sapi, mengalami penurunan sekitar 50 persen.

Diakuinya penurunan konsumen daging tersebut dipicu oleh harganya yang masih melambung tinggi.

Pantauan di Pasar Wonokromo Surabaya, harga daging masih bekutat di kisaran Rp110 ribu per kilogram dari harga normal yang seharusnya di kisaran Rp98 ribu - 100 ribu.

Terlepas dari harga yang terbilang masih mencekik, Bambang memastikan ketersediaan stok kebutuhan daging di pasaran sebenarnya masih mencukupi.

"Rata-rata pedagang dan masyarakat di Pasar Wonokromo yang saya tanyai tadi menolak kebijakan impor daging kerbau karena stok daging yang ada saat ini bahkan tak terbeli oleh masyarakat," ujarnya.

Untuk itu politisi dari Partai Gerindra ini mendorong agar pemerintah mengkaji ulang kebijakan yang telah mengizinkan impor daging kerbau sebanyak 100 ribu ton dalam waktu dekat dari India.

"Pemerintah harus cermat, dengan mengizinkan impor daging kerbau, harus dipikirkan juga nantinya mau dijual ke mana," tuturnya.

Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Timur I yang meliputi wilayah Surabaya dan Sidoarjo itu melakukan inspeksi di pasar-pasar tradisional untuk meninjau ketersediaan stok kebutuhan pokok bagi masyarakat.

Dalam inspeksi tersebut Bambang juga menyaksikan betapa beras impor yang didatangkan pemerintah melalui Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) di Pasar Wonokromo Surabaya ternyata tidak lagku karena kurang diminati masyarakat.

"Jangan sampai impor daging kerbau nantinya juga bernasib sama dengan beras impor Bulog. Terbukti beras impor Bulog tidak laku di Pasar Wonokromo karena masyarakat lebih memilih membeli beras premium yang kualitasnya lebih," katanya.

Dari inspeksi tersebut Bambang memastikan ketersediaan stok kebutuhan barang-barang kebutuhan pokok masih aman di pasaran. "Dan yang jauh lebih penting dari hasil inspeks ini adalah stok barang-barang kebutuhan pokok masih dapat dipenuhi oleh petani dan peternak lokal dari dalam negeri sendiri," ucapnya. (*)

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018