Surabaya (Antaranews Jatim) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau agar masyarakat Indonesia tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang "viral" melalui "broadcast" media sosial (medsos).

Ketua Umum MUI Ma`ruf Amin menilai pelaku penyerangan di Gereja St Lidwina, Bedog, Sleman, Yogyakarta, pada hari Minggu (11/2) kemarin, telah terdorong oleh provokasi isu viral di medsos.

"Kalau betul pelakunya adalah seorang yang sehat, pastinya dia sudah terprovokasi oleh isu-isu yang dibangun melalui medsos," katanya, saat berkunjung ke Masjid Arif Nurul Huda di lingkungan Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) Surabaya, Senin.

MUI, dia menagaskan, tidak membenarkan upaya penyerangan dan perusakan tempat ibadah.

"Kita harus saling menghormati dan saling menjaga. Tidak dibenarkan saling melukai," tuturnya.

Di tengah derasnya arus informasi melalui medsos, menurut dia, pelaku penyerangan tempat ibadah seperti yang terjadi di Sleman, Yogyakarta, bisa terjadi di mana-mana.

Dia menduga ada upaya adu domba dari isu-isu yang viral di medsos.

"Ketika ada peristiwa yang terjadi sebelumnya, isu-isunya kemudian dibesarbesarkan. Diviralkan seakan ulama dianiaya. Itu kan namanya memprovokasi. Kemungkinan juga ada upaya adu domba. Karena kebanyakan yang diviralkan peristiwanya tidak ada. Itu kan berarti ada upaya provokasi agar umat itu marah," ucapnya.

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itupun mengimbau agar masyarakat lebih waspada, khususnya harus bisa memilah-milah isu yang viral di medsos.

Dia meyakini polisi juga telah mengantisipasi kejadian serupa seperti penyerangan di Gereja St Lidwina, Bedog, Sleman, Yogyakarta, yang didorong oleh isu-isu viral yang berkembang di medsos agar tidak terjadi di tempat lain.

"Tapi kan tidak mungkin polisi bisa mengawasi semuanya. Harus ada kesadaran dari masyarakat," tuturnya. (*)

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018