Jakarta,  (Antara) - Presiden Joko Widodo meminta aparat berwenang menindak tegas pelaku penyerangan terhadap tokoh agama yang terjadi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Saya sudah perintahkan kepada aparat untuk bertindak tegas dan negata menjamin penegakan konstitusi secara terus-menerus dan konsekuen," kata Presiden Jokowi usai membuka Rapat Kerja Kepala Perwakilan RI di Luar Negeri di Gedung Pancasila Kemenlu Jakarta,  Senin.

Presiden  mengingatkan Konstitusi RI menjamin kebebasan warga negara beragama. "Oleh sebab itu kita tidak memberikan tempat sedikitpun kepada orang-orang yang melakukan, mengembangkan, menyebarkan intoleransi di negara kita," tuturnya.

Ia menyebutkan masyarakat Indonesia sudah puluhan tahun hidup bersama dengan pemeluk agama dan keyakiman yang beragam dan berbeda. "Sudah berpuluh-puluh tahun, tapi memang kejadian seperti ini tidak hanya di negara kita,  karena hampir di semua negara mengalami karena keterbukaan informasi," ujarnya.

Presiden menegaskan tidak ada tempat bagi mereka yang tidak mampu bertolernasi di Indonesia. "Apalagi dengan cara-cara kekerasan, berujar saja tidak apalagi dengan cara kekerasan," ucapnya, menegaskan.

Ketika ditanya apakah ada unsur politis dibalik peristiwa itu, Presiden mengatakan belum menerima laporan. "Saya belum dapat laporan, Kapolri juga sedang mendalami kasus dan motif peristiwa itu," katanya.

Sebelumnya peristiwa penganiayaan berupa pembacokan terhadap empat orang terjadi di Gereja St Lidwina, Jambon Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta pada Minggu (11/2) pagi.

"Betul, kejadian sekitar pukul 07.30 WIB pagi tadi," kata Kapolda D.I. Yogyakarta, Brigjen Pol Ahmad Dofiri saat dihubungi dari Jakarta, Minggu.

Dari empat korban, dua orang merupakan jemaat gereja, seorang pendeta dan seorang polisi.(*)
Video Oleh Agus Salim


Pewarta: Agus Salim

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018