Jakarta, (Antara) - Presiden Joko Widodo menekankan bahwa kekayaan alam yang dimiliki suatu bangsa termasuk Indonesia tidak menjamin kesejahteraan bangsa tersebut.

"Saya ingin menegaskan di sini bawa kekayaan sumber daya alam tidak bisa menjamin kesejahteraan dan kesuksesan sebuah bangsa," kata Presiden dalam Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (Pusdiklat Kemendikbud), Sawangan, Bogor, Selasa.

Hadir dalam RNPK itu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, 1.050 peserta yang terdiri dari para kepala dinas pendidikan dan kebudayaan tingkat provinsi, kabupaten, kota serta para ketua pengurus organisasi profesi.

"Pada intinya yang memajukan sebuah negara adalah SDM, Sumber Daya Manusianya, dan ini berada pada tanggung jawab yang besar sekali di pundak bapak ibu dan saudara-saudara sekalian yang hadir di sini," tambah Presiden.

Presiden juga meminta agar jangan terlalu mengagung-agungkan masalah Sumber Daya Alam Indonesia.

"Kita syukuri anugerah Allah ini harus, tetapi bahwa ini menjamin kesejahteraan dan kesuksesan sebuah bangsa, itu hati-hati dengan pernyataan-pernyataan yang sudah-sudah. Kita lihat saja negara yang maju, justru alamnya keras dan tidak subur yang tidak punya tambang, tidak punya minyak dan tidak punya gas," ungkap Presiden.

Meski tidak memberikan contoh negara yang ia maksud, namun Presiden Jokowi juga menyebutkan bahwa sejumlah negara yang alamnya kaya raya, termasuk kaya tambang, minyak dan gas jutru didera kemiskinan bahkan konflik dan perang saudara.

"Hati-hati, bahkan sumber daya alam sering kali justru memanjakan dan membuat kita malas, mengalahkan daya juang kita, membuat kita lengah dan tidak mendorong kita semuanya untuk berinovasi dan berkreasi, ini juga hati-hati, karena sekali di negara kita Indonesia dianugerahi oleh sumber daya alam yang melimpah," ucap Presiden.(*)

Pewarta: Desca Lidya Natalia

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018